Yohanes 5:39-40, “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.“
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mempelajari dan menyelidiki kitab Perjanjian Lama, namun merekalah yang bersekongkol untuk menyalibkan Tuhan. Mereka berpikir bahwa dengan mempelajari kitab suci, mereka memiliki hidup kekal (hayat ilahi). Mereka tidak mau datang kepada Tuhan Yesus, yang adalah hidup kekal itu sendiri. Mempelajari Alkitab untuk pengetahuan adalah satu hal, datang kepada Tuhan dan berkontak dengan Dia untuk memperoleh hayat adalah hal yang lain lagi.
Dalam Matius 2:1-12, Para imam dan ahli Taurat memiliki pengetahuan Alkitab tentang kelahiran Kristus, tetapi mereka tidak mencari Kristus yang dilahirkan, sebagaimana orang-orang majus mencari-Nya. Yang dipelajari orang majus bukanlah pengetahuan Alkitab tentang di mana Kristus akan dilahirkan, tetapi mereka pergi kepada Raja yang baru lahir.
Kehidupan orang Kristen bukan hanya masalah pengetahuan Alkitab, melainkan juga masalah makan. Kita harus menganggap Alkitab, firman Allah, sebagai makanan, dan sidang-sidang persekutuan dalam gereja adalah sebuah restoran. Jangan datang ke dalam persekutuan hanya untuk belajar, datanglah untuk makan. Kita datang ke restoran bukan untuk belajar membaca menu, kita tidak datang untuk menu. Kita hanya peduli satu hal: makan! Alkitab tidak hanya untuk kita pelajari, tetapi untuk kita makan. Tujuan menu adalah untuk makan, kita tidak seharusnya mengambil menu sebagai makanan itu sendiri. Manusia tidak hidup dari roti saja, melainkan dari firman yang keluar dari mulut Allah (Mat. 4:4). Firman Allah adalah makanan kita, bukan hanya pengetahuan dan ajaran.
Pengetahuan dan ajaran tidak seharusnya menyelewengkan kita dari menikmati Tuhan sebagai Roh pemberi hayat. Belajarlah menghubungi Dia dan ditanggulangi oleh-Nya. Belajarlah tinggal di dalam Dia. Belajarlah berjerih lelah di atas diri-Nya. Kita harus belajar bagaimana makan Tuhan, menerima Tuhan, hidup oleh Tuhan, dan mencerna Tuhan, supaya kita memiliki Tuhan menjadi susunan kita. Hanya ada satu cara agar Tuhan tergarap ke dalam kita dan menjadi satu dengan kita, yaitu dengan cara makan!
Doa: Tuhan Yesus, ampuni kami jika selama ini kami memperlakukan firman-Mu hanya sebagai pengetahuan dan ajaran, bukan sebagai makanan. Padahal Engkau memberikan firman untuk menjadi makanan bagi kami, supaya kami tidak hidup dari roti saja, tapi dari setiap firman Allah. Amin!