PENGETAHUAN ROHANI
BERSIFAT INTUITIF

Ayub 38:1-5 Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub: “Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan? Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? — Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya?

Pengetahuan rohani adalah pengetahuan yang diketahui di dalam roh. Selain itu, tak lebih daripada pengetahuan otak semata. Cobalah kita selidiki, bagaimana cara Allah mengetahui sesuatu? Dengan apakah Dia mengambil keputusan? Dengan pengetahuan yang seperti apakah Dia mengatur alam semesta? Apakah Allah seperti manusia yang mereka-reka dengan pikiran? Apakah Dia juga harus berpikir bolak-balik dulu baru bisa mengerti? Apakah Dia harus mengkaji atau menyelidiki dulu baru dapat memahami suatu persoalan? Masakan Sang Mahakuasa juga menggunakan sistem mental semacam itu? Tentu tidak! Allah tidak perlu meraba-raba dengan susah payah untuk dapat mengetahui sesuatu. Semua keputusan dan pengetahuan Allah bersifat intuitif.

Intuisi adalah organ yang digunakan oleh semua makhluk roh. Jika para malaikat dapat melakukan kehendak Allah, itu pun karena mereka telah mengetahui kehendak Allah dalam intuisi mereka. Perbedaan pengertian akan kehendak Allah melalui intuisi dan melalui pikiran sungguh tak dapat diukur jauhnya, dan keberhasilan atau kegagalan rohaninya pun di luar dugaan manusia.

Jika prinsip prilaku dan pekerjaan orang Kristen bertumpu pada rasio, alasan, atau pengetahuan umum, pasti tidak ada seorang pun yang berani mencoba melakukan pekerjaan rohani besar seperti yang selama ini dilakukan. Semua pekerjaan rohani melampaui alasan dan di luar rasio manusia, karena itu jika orang Kristen tidak mengetahui kehendak Allah dengan pasti dalam intuisinya, siapakah yang berani menyerempet bahaya dan menanggung resiko untuk melakukannya?

Doa: O Tuhan Yesus, kami ingin bertumpu pada pengetahuan rohani yang intuitif dalam melakukan pekerjaan rohani, bukan pada pengetahuan otak manusia. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*