“Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.” (Keluaran 12:13)
Allah ingin menghukum dosa Mesir dengan kematian, karena upah dosa adalah maut. Namun umat Tuhan juga ada di Mesir waktu itu. Bagaimana caranya agar mereka terluput dari maut? Tuhan berkata: “Apabila Aku melihat darah anak domba itu, maka Aku akan melewatimu.”
Allah tidak berkata: “Apabila Aku melihat prilakumu yang baik, maka Aku akan melewatimu.” Allah tidak meminta orang Israel untuk berdoa atau berjanji untuk berprilaku baik. Allah hanya meminta mereka membubuhkan darah anak domba pada kedua tiang pintu dan ambang atas. Bila Allah melihat darah anak domba, maka Ia dipuaskan olehnya. Darah anak domba adalah lambang dari darah Yesus.
Saat mengaku dosa, kita percaya dan mengandalkan kuasa darah Yesus, bukan prilaku baik kita. Dalam hal ini, Jangan hiraukan perasaan atau kurangnya perasaan setelah mengaku dosa. Darah Yesus adalah untuk kepuasan Allah, bukan kita.
Saat malaikat maut melewati setiap rumah di Mesir, semua anak sulung mati. Namun saat melihat darah anak domba yang dibubuhkan pada rumah orang Israel, maka Allah dipuaskan, sehingga tidak ada kematian di rumah itu. Mereka semua ada di dalam rumah, sedang darah dibubuhkan di luar rumah, jadi mereka tidak melihat darah itu, Allah lah yang melihatnya. Mereka hanya percaya, bahwa darah itu meluputkan mereka dari maut.
Jika Allah menjunjung darah Yesus untuk menghapus dosa, bisakah kita bersikap dan berlaku yang berbeda dengan Allah?
Saat mengaku dosa, kita percaya dan mengandalkan kuasa darah Yesus, bukan perilaku baik kita. Dalam hal ini, jangan hiraukan kurangnya perasaan setelah mengaku dosa. Darah Yesus adalah untuk kepuasan Allah, bukan kita.
Baca juga: Perbaiki Posisimu, Bukan Kelakuanmu