Pada bulan Desember 2017 kami harus membayar kontrakan rumah dengan jumlah yang cukup besar, padahal waktu itu pekerjaan suami saya sedang menurun karena penjualan bannya sepi. Hitung-hitungan di atas kertas dengan penghasilan yang sekarang ini tidak mungkin bisa membayar kontrak rumah di bulan Desember. Semua jalan sepertinya tertutup. Jadi saya putuskan untuk berjuang dalam doa.
Selama sebulan (November) saya berdoa mati-matian. Saya berdoa dengan sekuat tenaga saya karena hanya ini satu-satunya jalan yang harus saya lakukan. Saya berdoa dengan “ngotot” seolah-olah ini adalah masalah hidup dan mati saya. Saya diingatkan kembali oleh Bpk. Sonny yang sering berkata, “Kita harus percaya firman dengan ekstrim. Sampai jika kita tidak bekerja sekalipun, dengan doa Tuhan bisa pelihara kita.” Itulah yang saya deklarasikan dan percayai.
Saya mulai perkatakan firman, tidak hanya waktu berdoa tetapi berulang-ulang 2 jam sekali dan ketika saya ingat, langsung saya perkatakan, bahwa saya adalah orang yang diberkati Tuhan, sepanjang hidup saya Tuhan berkati, dari saat saya terbangun tidur hingga malam saya tidur, Tuhan selalu berkati. Tidak ada satu kebutuhan saya yang tidak terpenuhi, saya tinggal di langit dan bumi yang baru.”
Itu terus yang saya deklarasikan berulang-ulang. Saya benar-benar berjuang habis-habisan di jam doa saya. Memang melelahkan ketika berdoa seperti itu karena menguras tenaga, emosi, dan suara. Tapi ini satu-satunya jalan. Saya berdoa sampai menangis, tanpa orang lain tahu. Hanya saya dan Tuhan. Saya bergumul dengan-Nya.
Masuk minggu pertama Desember, saya belum melihat hasilnya. Suami saya juga sudah bekerja dengan sekuat tenaga tapi belum juga ada hasil yang signifikan. Waktunya semakin dekat tapi hati saya tenang, tidak setegang waktu bulan November. Saya terus deklarasikan firman.
Saat pertengahan Desember, Tuhan mulai jawab. Pesanan-pesanan ban mulai banyak. Bengkel tambal ban truk besar mulai ramai sehingga permintaan untuk ban dalam truk, ban selendang mulai banyak hingga suami saya harus bolak-balik Jakarta-Jawa untuk mengirimnya. Bahkan Tuhan pertemukan kami dengan supplier ban baru yang lebih baik daripada supplier yang lama.
Tepat akhir Desember kami bisa membayar 70% uang sewa rumah. Kami minta tenggang waktu sampai Januari untuk pelunasannya. Dengan gampangnya pemilik rumah mengiyakan padahal sebelumnya selama SMS dan telepon mengingatkan pembayaran sewa rumah.
Di awal Januari kami bayar lagi 20%nya. Pembayaran terakhir 10% nya hari Jumat 19 Januari 2018. Tapi tidak hanya rumah, tapi pengeluaran lainnya pun semua tercukupi. Saya seperti habis melahirkan anak. Lega … terharu … bersyukur … Menangis … senang.
Tuhan benar-benar tidak mempermalukan kami, Tuhan memelihara dan menjawab doa saya. Hanya dengan doa semua terselesaikan tanpa mendapat bantuan dari siapapun seperti harapan saya di awal. Tuhan memang benar-benar harapan saya satu-satunya. Apa yang saya doakan tidak sia-sia dan Tuhan jawab. Haleluyah!
Terima kasih kepada Bpk. Sonny yang sudah mengarahkan kami untuk berjuang dalam doa daripada berjuang dengan kekuatan sendiri dan meminta bantuan dari manusia.
Elfrida Nino Aristarchy
In December 2017 we had to pay a large amount of money for house rent, whereas my husband’s work was declining because the tire sales were not doing well. After counting our cash flow, our current income were unlikely to pay the house rent in December. There seemed to be no way. So I decided to fight in prayer.
For a month (November) I prayed desperately. I prayed with all my strength because this was the only way I should do it. I pray persistently as if this was my life and death. I was reminded again by Ps. Sonny’s words, “We must believe the word extremely, even if we do not work, God can provide for us.” That’s what I declared and believed.
I began to speak the word, not only when I prayed but repeatedly every 2 hours and when I remembered it, immediately I said that I am blessed throughout my life from the time I woke up until sleep at night, God always bless me. There is no needs will stay unmet, I live in a new heavens and earth.”
I kept declaring that over and over again. I really fought all out in my prayer hour. It’s exhausting when praying like that because it’s draining my strength, emotion, and voice. But this was the only way. I prayed to tears, without anyone else knowing. Only me and God. I wrestled with Him.
Entering the first week of December, I have not seen any result. My husband has also tried very hard to come out with the money but there has been no significant results. The time was getting closer but my heart was calm, not as tense as November. I kept declaring the word.
By mid-December, God began to answer. Tire orders started to come a lot. Tire repair workshops of large trucks began to be alive again so the demand for tires began to increase significantly so much that my husband had to go back and forth Jakarta-Java to send them. God even brought us a better new tires supplier.
By the end of December we could pay 70% of the rent. We ask for a grace period until January to finish the payment, the owner agreed.
In early January we paid another 20%. The last payment was 10% on Friday, January 19, 2018. Not only the house, but my other household expenses were all fulfilled. I was like giving birth to a child. Relieved … thrilled … grateful … happy.
God really did not embarrass us, God kept and answered my prayers. Everything resolved with prayer without getting help from anyone like my hope in the beginning. God is really my only hope. What I prayed for was not in vain and God answered. Hallelujah!
Thanks to Ps. Sonny who has directed us to fight in prayer rather than fought with our strength and asked for help from people.
Elfrida Nino Aristarchy
Baca juga: Kami Bisa Melunasi Semua Hutang Dalam Waktu 3 Bulan dan Bisa Kredit Mobil Baru.