Aku menaruh firman-Ku ke dalam mulutmu dan menyembunyikan engkau dalam naungan tangan-Ku, supaya Aku kembali membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi, dan berkata kepada Sion: Engkau adalah umat-Ku! (Yesaya 51:16)
“Hai hamba-Ku, Aku mau memberikan kepadamu perkataan yang Aku ingin kaukatakan dan Aku menaungimu dengan tangan-Ku untuk melindungimu. Aku melakukannya dengan memakai engkau untuk menciptakan langit dan bumi yang baru….” (Versi Mudah Dibaca (VMD))
Terdapat kalimat “Aku melakukannya dengan memakai engkau….”, melakukan apa? Menciptakan langit dan bumi yang baru. Jadi sebetulnya, konsepsi untuk menciptakan langit dan bumi yang baru untuk menggantikan langit dan bumi yang sudah rusak telah ada sejak semula. Di mulai pada zaman Nuh.
Dalam Kejadian 6:5-8, TUHAN melihat betapa jahatnya orang-orang di bumi; semua pikiran dan kecenderungan hati mereka selalu untuk hal-hal yang jahat saja (ayat 5). TUHAN pun menyesal telah menjadikan mereka dan menempatkan mereka di bumi. Ia begitu kecewa sehingga Ia berkata, “Akan Kubinasakan manusia yang telah Kuciptakan itu, dan juga segala burung dan binatang lainnya, sebab Aku menyesal telah menciptakan mereka” (ayat 6-7). Namun dalam ayat 8 ditulis bahwa Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.
Tuhan melihat kecenderungan hati manusia di bumi ini jahat semata-mata sehingga Tuhan berencana untuk memusnahkan semua yang ada di bumi (ayat 7). Harus diingat bahwa konsepsi dasar Tuhan adalah menggantikan yang lama (yang telah rusak) dengan yang baru, bukan memusnahkan. Tuhan adalah Tuhan yang suka memulihkan, bukan memusnahkan. Itu sebabnya, Tuhan memilih satu orang saleh untuk memulai langit dan bumi yang baru. Tuhan memisahkan Nuh dan keluarganya, serta, masing-masing perwakilan dari seluruh binatang di dalam bahtera.
Pada mulanya Tuhan menyesal telah menciptakan manusia, karena ternyata mereka tidak memenuhi harapan Sang Pencipta. Namun setelah dimusnahkan, Tuhan kembali menyesal, kali ini karena Dia telah memusnahkan semua yang hidup di bumi. Itu sebabnya Tuhan memberikan janji-Nya.
“Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: ‘Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan’” (Kejadian 8:21).
Tuhan berharap setelah zaman Nuh, bumi menjadi baik seperti yang Tuhan rencanakan, tidak ada lagi kejahatan di dalamnya. Tuhan rindu agar kerajaan-Nya datang dan kehendak-Nya jadi di bumi seperti di Surga. Namun sayang seribu kali sayang, bumi tidak juga menjadi baik, malah menjadi semakin buruk. Tuhan harus memusnahkannya lagi dan menggantikan dengan yang baru. Namun masalahnya, Tuhan telah berjanji kepada Nuh bahwa Dia tidak akan lagi memusnahkan bumi.
Jadi pahamilah alur pikir prinsip kebenarannya: jika bumi menjadi semakin jahat, maka bumi harus dimusnahkan dan digantikan dengan langit dan bumi yang baru. Itu telah terjadi pada zaman Nuh. Nah sekarang kita tahu, bumi telah menjadi semakin jahat, jadi seharusnya bumi ini dimusnahkan dan diganti dengan yang baru. Namun Tuhan tidak bisa melakukan hal itu karena terhalang oleh janji-Nya bahwa Dia tidak akan memusnahkan bumi kembali. Jadi apa yang akan Tuhan lakukan sekarang? Dia akan menciptakan langit dan bumi yang baru tanpa memusnahkan langit dan bumi yang lama. Dia akan membiarkan lalang dan gandum tumbuh bersama-sama sampai pada akhir zaman.
“Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku” (Matius 13:26–30)
Anak-anak Kerajaan akan hidup dalam “dunia yang berbeda” sekalipun masih tinggal dalam dunia yang sama. Dunia yang berbeda itu disebut dengan istilah langit dan bumi yang baru atau Kerajaan yang tak tergoncangkan. Tuhan sedang membangkitkan anak-anak Kerajaan yang hidup secara berbeda di dunia ini. Saya berdoa Anda adalah umat yang berbeda tersebut.
“Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: ‘Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga.’ Ungkapan ‘Satu kali lagi’ menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut” (Ibrani 12:26–28).
Baca juga: Allah Itu Setia dan Dapat Dipercaya Sepenuhnya – Perspektif Firman Terhadap Virus Corona