Efesus 6:14-15 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
Semua pimpinan yang kita miliki seharusnya berasal dari dalam roh. Namun ketika roh dan segenap insan kita sedang menantikan gerakan Roh Kudus, ada bahaya yang menanti, yaitu kita terjebak dalam kepasifan. Tidak ada perkara lain yang lebih memungkinkan Iblis bekerja, selain kepasifan. Kita memang tidak seharusnya berbuat apa-apa dengan kekuatan diri sendiri, selain harus taat kepada Roh Kudus. Namun di pihak lain, kita pun tidak boleh membiarkan roh kita atau salah satu bagian dari insan kita terperosok dalam kepasifan sehingga menjadi mesin atau robot. Roh kita seharusnya menguasai segenap insan kita dengan lincah, dan bekerja sama dengan Roh Kudus secara aktif, bukan pasif.
Begitu keadaan roh menjadi pasif, Roh Kudus justru tidak bisa bekerja. Syarat pekerjaan Roh Kudus dan Iblis sama sekali berbeda. Roh Kudus memerlukan kerjasama kita secara aktif, lincah, dan dinamis. Dia tidak menganggap sepi kepribadian kita. Sebaliknya, Iblis menghendaki manusia sama sekali berhenti dan menantikan dia yang menggantikan. Ia menghendaki manusia menerima karyanya secara pasif, hanya menjadi robot atau bonekanya.
Karena salah paham kita mengira pikiran kita harus menjadi kosong, biar Roh Kudus yang menggantikan kita untuk berpikir (Bedakan pikiran tenang dengan pikirann kosong!) Kita mengira emosi tidak seharusnya memiliki kesenangan atau kegemaran lagi, dan tekad tidak seharusnya mengambil keputusan, biar Roh Kudus yang memutuskan bagi kita. Segala hal dihadapi dengan sikap terserah pada Roh Kudus. Kita menganggap tidak perlu menggunakan roh untuk bekerja sama dengan Roh Kudus, melainkan menantikan saja datangnya gerakan Roh Kudus secara pasif. Jika ada suatu gerakan atau perkataan yang datang, kita menganggap itu pasti berasal dari Roh Kudus. Ini mudah sekali untuk dipalsukan oleh Iblis.
Itu sama sekali keliru! Allah memang ingin mengikis perbuatan daging kita, tapi bukan menumpas manusia kita. Allah tidak menginginkan kita menjadi mesin yang mati tanpa emosi. Dia ingin kita bekerja sama dengan-Nya. Allah bukan menghendaki kita kehilangan pikiran, kesenangan, dan kehendak, tapi Ia menghendaki kita berpikir sesuai dengan pikiran-Nya, menyenangi yang Dia senangi, dan berkehendak sesuai dengan kehendak-Nya.
Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk tidak terjebak dalam kepasifan agar tidak terperangkap dalam tipu muslihat Iblis. Belas kasihani kami ya Tuhan. Amin!