Yohanes 15:5, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.“
Kejadian 3:4-5, “Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.“
Setiap hari kita diperhadapkan pada dua pilihan: Hidup dari pohon hayat atau hidup dari pohon pengetahuan. Pohon hayat menunjukkan Allah sendiri sebagai hayat. Isi pohon hayat adalah hayat. Ini polos, murni, dan mutlak adalah hayat. Hayat merupakan isi, sifat, dan hasilnya. Segala sesuatunya adalah hayat. Apakah artinya makan atau hidup dari pohon hayat? Artinya hidup dari Allah, bersandar kepada Allah, karena makan menunjukkan kebergantungan.
Pilihan yang kedua adalah hidup dari pohon pengetahuan. Perhatikan bahwa pohon ini disebut pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, jadi pengetahuan tentang yang baik maupun yang jahat berasal dari pohon yang sama. Tidak masalah apakah sesuatu itu baik atau jahat, selama itu berasal dari pengetahuan, maka itu bukan milik pohon hayat, itu milik pohon pengetahuan. Walau pun pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat itu menandakan Satan, namun pohon itu tidak menandakannya secara langsung. Pertama-tama pohon itu menandakan segala sesuatu yang di luar Allah, dan secara tidak langsung menandakan Satan, karena Satan selalu bersembunyi di belakang segala sesuatu yang di luar Allah. Sifat dan hasil dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat adalah maut, sebab pengetahuan, baik, dan jahat, semuanya adalah maut dan mendatangkan maut.
Apakah artinya makan atau hidup dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat? Artinya kita bersandar kepada pengetahuan diri sendiri tentang apa yang baik dan apa yang jahat. Saat bersandar pada pengetahuan diri sendiri, kita merdeka dari Allah. Saat merdeka dari Allah, artinya kita ingin menjadi seperti Allah dalam kedudukan (bukan dalam hayat dan sifat). Allah ingin manusia menjadi seperti diri-Nya dalam hayat dan sifat, namun karena dihasut Satan, manusia ingin menjadi seperti Allah dalam kedudukan, bukan dalam hayat dan sifat. Inilah dosa pertama dan terbesar manusia: Ingin merdeka dari Allah, ingin menjadi seperti Allah dalam kedudukan, bukan dalam hayat dan sifat.
Doa: O Tuhan Yesus, kami ingin bergantung kepada-Mu, tidak ingin terlepas dan merdeka dari-Mu. Kami ingin menjadi seperti-Mu dalam hayat dan sifat, bukan dalam kedudukan. Amin!