Dalam kisah Yesus membangkitkan Lazarus ini (Yohanes 11:1-44), kita bisa melihat cara percaya orang-orang percaya yang selama ini menghiasi kehidupan gereja, yang ternyata adalah cara percaya yang salah, marilah kita belajar cara percaya Yesus.
1. Cara percaya “trauma masa lalu..
Murid-murid itu berkata kepada-Nya: “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?” (Yohanes 11:8).
Inilah cara percaya para murid. Saat Yesus mengajak mereka untuk pergi menyembuhkan Lazarus, mereka terhalang oleh apa yang pernah terjadi di masa lalu. Inilah cara percaya kebanyakan orang percaya.
Saat ingin bertindak berdasarkan apa yang mereka percayai, mereka selalu terhalang oleh trauma masa lalu, sehingga pada akhirnya mereka tidak melakukan tindakan apa pun, dan tidak heran mereka tidak pernah melihat hasil dari kepercayaan mereka.
Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati (Yakobus 2:26).
2. Cara percaya “akhir zaman.”
Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” Kata Marta kepada-Nya: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman” (Yohanes 11:23-24).
Banyak orang memiliki cara percaya seperti ini, ketika ditanya: “Apakah anda percaya anda bisa hidup bebas dari pergumulan?” Mereka akan menjawab: “Ya, aku tahu bahwa aku akan bebas dari pergumulan pada waktu aku masuk Sorga nanti!” Kalau sekarang? Mustahil! Mereka percaya semua yang baik akan datang dalam hidup mereka setelah zaman berakhir. Tapi sekarang, mereka merasa semua itu mustahil.
3. Cara percaya “sekiranya/seandainya.”
Maka kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati“ (Yohanes 11:21).
Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati” (Yohanes 11:32).
Cara percaya ini juga banyak digandrungi oleh orang percaya. Mereka percaya dalam batasan yang mereka buat sendiri. Marta dan Maria percaya Lazarus tidak akan mati, jikalau Yesus ada di situ, jikalau Yesus tidak terlambat datang. Jadi mereka menumpahkan segala kesalahan kepada Yesus atas kematian Lazarus ini.
Seringkali kita memakai sistem percaya yang seperti ini. Kita membatasi Tuhan dengan berbagai kondisi.
“Sekiranya masalahnya tidak seberat ini, aku percaya Tuhan dapat menolongku, tapi sekarang, semuanya sudah terlambat!”
“Sekiranya aku kenal Tuhan waktu penyakitku belum separah ini, aku percaya Tuhan akan menyembuhkanku, tapi sekarang? Mustahil!”
“Sekiranya aku ada sumber pemasukan yang lain, mungkin Tuhan akan menolongku dari masalah keuangan ini!”
Ketiga cara percaya di atas adalah cara percaya yang salah. Mari kita belajar dari Yesus cara percaya yang benar:
1. Cara percaya ”tak tergoyahkan.”
Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan” (Yohanes 11:4).
Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur (Yohanes 11:17).
Yesus percaya kemuliaan Allah akan dinyatakan dan Lazarus tidak akan mati. Tetapi faktanya, waktu Yesus datang Lazarus sudah mati 4 hari yang lalu. Tetapi Ia tetap berpegang pada apa yang Ia percayai. Ia tidak kalah oleh fakta, Ia terus maju dengan kepercayaan-Nya, dan kita tahu akhir ceritanya: Fakta dikalahkan oleh kepercayaan-Nya.
Apa yang Ia percayai terjadi dan fakta berubah: Lazarus yang mati dibangkitkan! Dan Allah dimuliakan!
Seringkali kita mempercayai sesuatu dari Firman-Nya, tapi setelah melihat fakta tidak sesuai dengan apa yang kita percayai, kita mundur, kita dikalahkan oleh fakta. Kita membuang apa yang kita percayai dari Firman-Nya dan mulai mempercayai fakta yang ada.
Padahal, kalau saja kita bertahan dengan apa yang kita percayai dari Firman-Nya, iman akan menang dan fakta akan berubah.
Kalau kita mau melihat hasil dari kepercayaan kita, kita harus belajar memiliki cara percaya yang tak tergoyahkan seperti Yesus.
Seringkali kita tidak melihat hasil karena kita berhenti mempercayai Dia di tengah jalan, setelah melihat fakta yang bertentangan dengan apa yang kita percayai. Miliki kepercayaan yang teguh dan tak tergoyahkan!
2. Cara percaya “sabar menunggu waktu Tuhan”.
Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada (Yohanes 11:6).
Yesus sabar menunggu waktu Bapa untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Karena Ia percaya, Ia selalu sabar menunggu. Seringkali kita tidak sabar menunggu pertolongan Tuhan, atau menunggu dengan was-was pertolongan Tuhan tersebut. Penyebabnya adalah karena kita kurang mempercayai Dia.
Kalau kita percaya, kita akan selalu tahu bahwa Dia akan datang tepat pada waktunya. Walaupun masalahnya kelihatan menjadi semakin rumit, kita tetap percaya Dia akan menolong kita pada waktu-Nya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya!
3. Cara percaya “telah dan selalu.”
Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” (Yohanes 11:41-42).
Yesus percaya ketika Ia berdoa, Bapa telah dan selalu mendengarkan. Yesus tidak percaya kalau Bapa akan mendengarkannya nanti dan mengabulkan doanya saat zaman sudah berakhir.
Inilah cara percaya yang harus kita miliki, yaitu cara percaya Yesus. Kita percaya Bapa telah mendengarkan kita dan selalu mendengarkan kita. Kita percaya Bapa telah menolong kita dan selalu menolong kita. Amin!
Baca juga: Jika Engkau Percaya.