Yohanes 12:24, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.“
Yohanes 12:32-33, “dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.“
Yohanes pasal 12 sebenarnya mencatat masa di mana Tuhan Yesus mencapai puncak kejayaan-Nya. Ketika memasuki Yerusalem, semua penduduk menyambut Dia sebagai Raja Israel (ayat 12-13); banyak orang Yahudi telah percaya kepada-Nya, orang-orang Yunani mencari Dia, bahkan orang-orang Farisi telah merasa gagal bersaing dan berkata bahwa seluruh dunia telah datang untuk mengikuti Dia (ayat 19). Namun di tengah puja-puji manusia yang ingin mengangkat Dia menjadi Raja itu, tiba-tiba Dia berbicara tentang bagaimana Dia harus naik ke atas salib dan mati.
Di Ditinjau dari sudut pandang manusia, sepertinya Tuhan Yesus tidak memerlukan salib. Namun di tengah peninggian manusia itu Ia berkata, “Bila Aku ditinggikan dari bumi (maksudnya disalib, bukan ditinggikan melalui puji-pujian), Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” Tuhan menyadari bahwa jika menerima peninggian manusia, Ia tidak akan menghasilkan buah yang sejati. Namun jika Ia menerima peninggian salib, maka Ia akan menghasilkan banyak buah.
Tuhan mengibaratkan diri-Nya sebagai sebutir biji gandum. Jika biji gandum tidak jatuh ke tanah dan mati, ia akan tetap satu biji saja. Namun jika biji gandum itu jatuh ke tanah dan mati, barulah ia akan menghasilkan banyak buah. Di sini Tuhan mengungkapkan dengan jelas semua syarat untuk menghasilkan buah, yaitu mati! Tanpa mati, tak mungkin menghasilkan buah, dan kecuali mati, tidak ada cara lain untuk berbuah. Mati adalah jalan Tuhan untuk menghasilkan buah.
Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk mati dengan tepat dan tuntas, agar kami menghasilkan banyak buah. Amin!