Yohanes 14:10, “Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.”
Orang Kristen jiwani tidak memiliki hati yang bersandar dalam pekerjaannya, tidak mencari kehendak Allah dengan tulus, sering bertindak tergesa-gesa. Mungkin ia bertanya kepada Tuhan, namun tidak sabar menanti jawaban-Nya. Sebelum dijawab sudah bertindak, atau mereka-reka jawaban sendiri. Ia bekerja menurut kemauannya sendiri. Pikirannya penuh dengan rencana dan pertimbangan.
Orang Kristen jiwani senang melakukan banyak perkara, namun ketika ia menghadapi banyak urusan, hatinya segera kacau dan resah, tidak dapat tenang sedikitpun. Ia mudah putus asa, tidak memiliki iman yang mantap, tidak percaya bahwa Allah dapat menggenapkan pekerjaan-Nya sendiri. Jika menang, ia sangat gembira, jika gagal, ia tawar hati.
Orang Kristen jiwani paling pandai menemukan kelemahan dan kesalahan orang lain, paling pandai mengkritik orang, dan kekurangan hati yang mengampuni. Hatinya sangat puas bila dapat menyelidiki dan mengoreksi kelemahan dan kesalahan orang lain.
Karena ia tidak memiliki pandangan rohani yang tepat, ditambah tindakannya kebanyakan terkendali oleh pikiran yang datang tiba-tiba, maka dalam menasehati orang ia sering mengucapkan kata-kata yang tidak ada hubungannya atau tidak nyambung, tidak sesuai dengan keperluan orang. Namun karena ia menganggap orang lain “pasti memerlukannya”, maka ia tetap mengucapkan kata-kata yang tidak berfaedah itu. Saat orang memerlukan simpati, ia malah menghardiknya. Saat orang butuh nasehat, ia malah menghiburnya. Ini disebabkan ia kekurangan daya pembeda rohani, dan terlalu mengandalkan pikirannya yang terbatas. Bahkan walaupun perkataannya telah terbukti tidak berfaedah, ia tetap tidak percaya dan tetap mengatakannya.
Orang Kristen jiwani tidak mau belajar bagaimana bersembunyi di dalam Allah, karena itu ia suka menonjolkan dirinya sendiri. Waktu Roh Kudus bekerja, ia pun ingin berdiri di atas kedudukan yang menonjol. Ia sangat berambisi untuk mengungguli orang lain, Ia sangat gila hormat, ia rindu untuk dipakai Tuhan secara besar-besaran.
Sudah memiliki pengalaman roh, belum bisa disebut manusia rohani. Namun bila sudah memiliki pengalaman bebas dari dosa dan diri (ego), itu barulah manusia rohani. Selama belum terbebas dari diri (ego) kita masih orang Kristen jiwani.
Doa: O Tuhan Yesus, kami mau menyerahkan diri kami ke dalam maut agar kami tidak lagi bersandar pada diri sendiri, melainkan hanya bersandar pada Engkau saja. Amin!