Yesaya 53:10-12, “Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya (jiwanya) sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya (jiwanya) ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.”
Dari kejatuhan manusia pertama, kita mengetahui bahwa kejatuhan atau dosa adalah masalah jiwa. Itu sebabnya Alkitab seringkali menganggap bahwa yang melakukan dosa adalah jiwa. Karena yang berbuat dosa adalah jiwa, maka yang perlu penebusan adalah jiwa, dan yang melakukan penebusan juga harus jiwa. Hanya jiwa yang belum pernah berbuat dosalah yang dapat menebus dosa jiwa. Itulah sebabnya Allah harus berinkarnasi menjadi manusia yang memiliki jiwa, agar dapat menebus dosa jiwa dengan menyerahkan jiwa-Nya sebagai korban penebus dosa. Nubuat tentang pengorbanan Yesus dalam Yesaya 53:10-12 di atas memperlihatkan itu.
Kemauan untuk berbuat dosa adalah perbuatan tekad. Dosa berarti “tekad menyetujui godaan.” Jadi melakukan dosa adalah masalah tekad. Dan tekad adalah bagian jiwa. Namun kita telah belajar bahwa tekad yang telah memutuskan untuk tidak makan buah terlarang pun, akhirnya bisa berubah juga karena tipu daya Iblis yang licik melalui menyesatkan pikiran Hawa dan memanfaatkan emosi Adam yang mencintai Hawa.
Setelah dilahirkan kembali, dosa tetap merupakan masalah jiwa. Itu sebabnya agar kita tidak jatuh ke dalam dosa, kita harus tahu bagaimana mengelola jiwa. Jiwa terdiri dari pikiran, emosi, dan tekad. Kita harus mengenal cara kerja dan hubungan ketiganya, sehingga dapat mengelolanya sedemikian rupa, sehingga kita bisa terus taat kepada Tuhan dan tidak jatuh ke dalam dosa.
Doa: O Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah menyerahkan jiwa-Mu sebagai korban penebus dosa bagi kami sehingga kami dapat dibenarkan. Amin!