Fakta Memang Nyata tapi bukan Kebenaran

Fakta Memang Nyata tapi Bukan Kebenaran
Fakta Memang Nyata tapi Bukan Kebenaran

Sembuh dari Demam Tinggi hanya oleh Firman

Hari itu, 15 Maret 2019, tiba-tiba saja saya merasa badan panas dan nyeri di seluruh tubuh. Saya pikir hanya masuk angin dan butuh kerokan. Benar saja, saat dikerok semua berwarna merah kehitaman. Setelah itu saya tidur.

Tengah malam saya terbangun, dan merasa panasnya makin tinggi dan seluruh tubuh menggigil. Kebetulan waktu-waktu belakangan ini Pak Sonny sedang melepaskan Firman bahwa sesungguhnya semua sakit-penyakit kita telah ditanggung Yesus di kayu salib dan oleh bilur-bilurNya kita telah sembuh.

Saya memutuskan untuk percaya kepada Firman dan tidak minum obat karena sesungguhnya oleh bilur-bilur Yesus saya TELAH sembuh. Sambil memperbanyak minum air putih saya terus mendeklarasikan kesembuhan saya, sampai panasnya berangsur turun.

Namun keesokan paginya, tubuh saya malah semakin terasa sakit. Ngilu di seluruh tubuh dan kepala sakitnya bukan main. Sakitnya seperti dipukul palu bertubi-tubi. Sangat menyiksa.

Hari itu adalah jadwal Prayer Group (PG) kami, suami saya bertanya, “Mau ke dokter nggak? Nanti malam kita tetap datang ke PG nggak? Saya membulatkan tekad untuk tidak menyerah kalah terhadap penyakit ini dan menjawab, “Kita tetap datang ke PG dan nggak usah ke dokter.”

Saya berani mengambil keputusan seperti ini karena ingin membangun dasar keyakinan yang sama dengan bapa rohani saya, Pak Sonny. Inilah waktunya untuk memegang firman dan menghidupinya. Saya mau hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Fakta Memang Nyata tapi bukan Kebenaran

Di tengah demam tinggi, kepala pusing, saya memutuskan untuk berperang di dalam doa. Saya berdoa dengan meluap-luap, sekuat tenaga yang saya miliki. Keringat mengucur deras, detak jantung berdetak tak karuan, dada terasa sesak, namun saya terus mendesak dalam hadirat Tuhan. Terus mendeklarasikan firman kesembuhan.

“Sakit ini hanya tipu daya iblis. Iblis hanya bisa menjamah tumitku, tapi aku akan meremukkan kepala iblis dengan tumitku. Aku injak-injak, aku hancurkan, aku remukkan iblis dan pekerjaannya! Aku pasti sembuh! Kesehatan ilahi menjadi warisan yang sudah aku miliki.” Begitulah saya berdoa.

Suami saya juga ikut bergabung berdoa bersama dan mendoakan saya.

Setelah doa, saya dan suami berangkat ke PG dengan mengendarai motor dalam kondisi demam, mata yang terus menerus berair, setengah limbung dan sakit di sekujur tubuh. Saya dibonceng dengan diikat kain oleh suami, karena ia takut saya pingsan di tengah jalan dan terjatuh.

Kami tiba dengan selamat di tempat PG. Saat memulai, pemimpin PG mengajak kami berdoa meluap-luap dan ini mendorong roh saya jadi berkobar-kobar juga. Dalam hati saya berkata, “Kalau pun pingsan, biarlah saya pingsan dalam doa.” Beberapa kali ketika berdoa saya harus mengatur nafas karena susah bernafas. Tapi saya harus menang karena saya adalah seorang pemenang, penerobos!!! Saya injak-injak sakit penyakit. Nyatanya, sampai PG berakhir, saya tidak pingsan.

Kami tiba dengan selamat di tempat PG. Saat memulai, pemimpin PG mengajak kami berdoa meluap-luap dan ini mendorong roh saya jadi berkobar-kobar juga. Dalam hati saya berkata, “Kalau pun pingsan, biarlah saya pingsan dalam doa.”

Beberapa kali ketika berdoa saya harus mengatur nafas karena susah bernafas. Tapi saya harus menang karena saya adalah seorang pemenang, penerobos!!! Saya injak-injak sakit penyakit. Nyatanya, sampai PG berakhir, saya tidak pingsan.

Minggu pagi, badan saya masih panas dan tidak turun sedikit pun. Suami saya mulai kuatir dan terus mengajak saya untuk pergi ke dokter dan tes darah. Dia berkata, “Saya tidak mau kehilangan kamu seperti kehilangan anak kita dulu.” (Anak bungsu kami meninggal gara-gara panas tinggi dan terlambat dibawa ke Rumah Sakit sehingga tidak tertolong).

Tapi saya telah membulatkan tekad untuk hidup hanya dari Firman. Saya tidak hidup dari masa lalu, saya hidup dari Firman! Saya bangkit dengan segenap kekuatan yang masih ada dan mengajak suami dan putri saya untuk berangkat ke gereja.

Dalam ibadah Pak Sonny berkhotbah, “Fakta memang nyata tapi bukan kebenaran. Fakta bukan kebenaran! Firmanlah kebenaran! Segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kebenaran adalah kebohongan! Separuh kebenaran adalah juga kebohongan! Faktanya engkau sakit, tapi kebenarannya adalah: oleh bilur-bilur Yesus engkau telah sembuh! Berarti fakta bahwa engkau sakit adalah BOHONG..!! Senyata apa pun juga, Jangan mau terima kebohongan! jangan percaya pada kebohongan! percayalah pada KEBENARAN..!!

Firman itu betul-betul hidup! Kata-kata itu seperti melompat masuk ke dalam hati saya, membuat hati saya bergelora. Memang faktanya saat ini saya sedang sakit dan sakitnya terasa nyata banget. Tapi itu KEBOHONGAN!! HOAX!!! Kebohongan ini tidak boleh saya terima!! Perkataan itu semakin meneguhkan untuk saaya tidak pergi ke dokter, tidak minum obat dan tidak tes darah.

Setibanya di rumah sepulang dari gereja, tiba-tiba saya rebah pingsan di kursi. Saat sadar, saya sudah berada di kamar tidur. Suami saya yang memindahkannya. Dia memberitahu bahwa suhu badan saya mencapai 41.37°C, mungkin itu yang menyebabkan saya pingsan.

“Kok tumben kamu nggak bawa saya ke klinik” Saya bertanya keheranan. Karena saya pernah pingsan akibat asam lambung, ia langsung membawa saya ke klinik terdekat.

“’kan kita sudah sepakat tidak ke dokter. Bilur-bilur Yesus telah menyembuhkan kamu.” Ada ketenangan di setiap kalimat yang diucapkannya. Saya tersenyum bahagia, karena sekarang suami telah bersetuju dengan saya. Puji Tuhan.

Hari Senin saya memutuskan untuk kembali masuk ke kamar doa. Saya terus berdoa dengan kuat, mendesak, ngotot dengan apa yang saya percaya dari firman-Nya. Penyakit ini salah alamat. Ini bohong! Sakit ini penipu! Saya penakluk dari segala sakit penyakit!

Saya terus deklarasikan hal yang sama sepanjang hari, dari pagi sampai malam. Senin malam, suhu badan saya sempat tinggi kembali, tapi tidak saya gubris. Saya berkata, “Ahhh!! Mau menipu ya? Tidak bisa kamu menipu aku!!! Pergi sana!!! Tidak ada tempat bagi sakit penyakit di tubuhku!!!”

Selasa pagi panasnya mulai turun, cuma badan masih terasa ngilu. Saya telah melihat awan sebesar telapak tangan bagi kesembuhan saya. Saya tetap deklarasi sambil ngotot! Saya masuk kamar, berdoa dengan ngotot dan menetapkan hari ini tuntas masalah sakit penyakit! Saya harus sembuh total dan permanen. Sakit panas sudah pergi dan badan ini tidak boleh ngilu-ngilu lagi, sekarang juga!!

Dan benar sehabis mandi sore sampai malam hari, aku sudah tidak merasakan ngilu, atau sakit lagi di tubuh maupun di bagian kepala, suhu badan juga sudah menjadi normal yaitu 35.42°C.

HALELUYAAAA!!!! Fakta memang nyata tapi bukan kebenaran! Kebenarannya, oleh bilur-bilur Yesus Aku telah disembuhkan! Tuhan Dahsyat! Dia Allah Penyembuh DULU SEKARANG DAN SELAMANYA!!!

Baca juga: Dibebaskan dari Masa Lalu yang Mencabik-cabik dan Menghancurkan Masa Depanku.

One Reply to “Fakta Memang Nyata tapi bukan Kebenaran”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*