FIRMAN TERTULIS
MENJADI FIRMAN HIDUP

Yohanes 1:1, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” 1:4, “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

Kristus adalah firman hidup dan Alkitab adalah firman tertulis. Apakah firman tertulis dan firman hidup adalah dua jenis firman? Tentu tidak! Firman tertulis tidak bisa dipisahkan dari firman hidup, tetapi harus menjadi satu. Bagaimana caranya mengubah firman tertulis yang kita baca menjadi firman yang hidup, yang menyuplaikan hayat bagi kita?

Misalnya, seorang isteri membaca Efesus 5:22 yang mengatakan, “Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan.” Banyak istri menghargai dan menghormati suami orang lain, sehingga rasul menasehati untuk para istri tunduk kepada suami mereka sendiri seperti kepada Tuhan, terlepas dari suami macam apa mereka. Tetapi bagaimana seorang isteri bisa mentransfer atau menerjemahkan firman yang tertulis ini menjadi firman yang hidup bagi mereka? Para istri harus melihat bahwa seharusnya ketaatan mereka kepada suami, tidak lain adalah Kristus sendiri, Sang Firman hidup.

Prakteknya seperti ini: Setelah membaca firman tersebut, para istri harus menaruh apa yang mereka pahami di dalam doa. Mereka harus berdoa seperti ini: “Tuhan, aku tahu bahwa hayat ketaatan ini adalah Engkau sendiri. Aku tidak hanya menerima firman, tetapi juga menerima Engkau. Tuhan, garapkanlah diri-Mu ke dalamku sebagai hayat ketaatan ini. Aku menerima Engkau sebagai realitas firman ini. Aku datang untuk berkontak dengan Engkau melalui firman ini dan dalam firman ini. Aku tidak akan mencurahkan perhatian pada masalah ketaatan ini, tapi aku mencurahkan perhatianku sepenuhnya kepada-Mu, aku ingin menikmati Engkau dan menerima Engkau sebagai ketaatanku. Terima kasih, karena Engkau bukan saja menjadi Juruselamat, tetapi juga menjadi ketaatan bagiku. Amin!

Seorang istri tidak seharusnya berdoa seperti ini setelah membaca firman tersebut: “Ya Tuhan, Engkau tahu aku lemah. Bantulah aku untuk menaati suamiku.” Jika berdoa seperti ini, Anda akan bergumul setelahnya. Anda akan takut berbuat kesalahan kepada suami Anda dan berwaspada sepanjang waktu untuk membuat diri Anda taat. Ini adalah sebuah pergumulan, bukan sebuah pesta. Di pagi hari, Anda mungkin akan berusaha untuk taat dan berhasil, tapi berapa lama Anda dapat bertahan dan akhirnya gagal? Pengalamannya akan penuh dengan pergumulan dan kegagalan. Lalu setelah gagal, Anda mungkin akan kembali kepada Tuhan dan berdoa: “Tuhan, ampunilah kegagalanku, tapi aku akan tetap berusaha untuk menaati firmanmu. Tolong bantu aku, ya Tuhan.” Setelah doa ini, Anda akan bergumul dan gagal lagi.

Jika Anda belajar berkontak dengan Tuhan secara benar, bukan Anda yang taat melainkan Kristus. Inilah yang disebut “bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20). Anda tidak perlu berusaha atau bergumul atau bertekad untuk taat, Anda hanya perlu berpesta makan Tuhan. Setelah itu akan ada anugerah batini yang menyalurkan ketaatan ini ke dalam kita saat diperlukan. Secara spontan dan sukarela Anda akan taat dengan sukacita, bahagia, dan sejahtera. Anda akan taat tanpa Anda sadari.

Kita harus memperlakukan setiap ayat dalam Alkitab secara seperti itu. Kita membacanya dengan mata kita, memahaminya secara spontan dengan pikiran kita (bukan dipikirkan secara mendalam), dan menanggapinya dengan menggunakan roh kita untuk mentransfer firman yang tertulis menjadi firman yang hidup, yang adalah Kristus sendiri. Jangan pernah berdoa untuk meminta Tuhan membantu Anda melakukan sesuatu. Itu adalah cara yang salah. Ambil saja Dia sebagai penggenapan firman-Nya. Amin!

2 Korintus 1:20, “Sebab Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan “Amin” untuk memuliakan Allah.

Doa: Tuhan Yesus, tolong kami untuk memperlakukan firman-Mu, bukan hanya sebagai firman tertulis, tetapi juga sebagai firman hidup. Engkaulah firman itu sendiri. Tolong kami untuk percaya dan mengambil Engkau sebagai penggenapan dari setiap firman yang kami baca. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*