God atau gold?

Abram ditawari harta benda oleh raja Sodom, tetapi dia menolaknya. Mengapa demikian? Karena Abram tahu, kalau dia menerima tawaran itu, maka sekali waktu raja Sodom akan mengklaim bahwa dialah yang telah membuat Abram jadi kaya, sedangkan Abram tahu pasti, bahwa semua kekayaannya adalah pemberian dari Allah Yang Mahatinggi, pencipta langit dan bumi.

God atau gold?
God atau gold?

Berkatalah raja Sodom itu kepada Abram: “Berikanlah kepadaku orang-orang itu, dan ambillah untukmu harta benda itu.” Tetapi kata Abram kepada raja negeri Sodom itu: “Aku bersumpah demi TUHAN, Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi: Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut pun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya (Kej. 14:21-23).

Akan selalu ada tawaran dari Sodom yang coba menggoda dan mempengaruhi kita agar sekali waktu kita meninggalkan Tuhan yang kita sembah dan cintai. Berbicara tentang apakah Sodom? Sodom selalu berbicara tentang harta dan kesenangan hidup.

“Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu: kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin” (Yeh. 16:49).

Bila tawaran Sodom datang kepada kita, dapatkah kita menolaknya seperti Abram menolaknya? Ada beberapa prinsip yang harus kita perhatikan agar kita dapat menolak tawaran Sodom:

1. Sodom selalu menawarkan kesenangan hidup tanpa perlu meninggalkan Tuhan pada awalnya. Tapi sekali kita terjerat ke dalamnya, kita akan segera diperbudak olehnya.

Tawaran awal dari raja Sodom kepada Abram adalah untuk menukar harta dengan orang-orangnya, bukan dengan Tuhannya. Tetapi itu hanyalah perangkap awal. Abram tahu persis, kalau dia menerima tawaran itu, hanya masalah waktu dia akan segera menjadi budaknya. Sehingga pada akhirnya Abram tidak lagi menjadi hamba Allah, tetapi hamba Sodom.

Mereka yang menerima tawaran Sodom pada akhirnya akan menyalibkan Tuhan mereka.

Dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan (Wahyu 11:8).

2. Sodom bersifat menjerat dan mengikat. Bila kita sudah terjerat di dalamnya, akan sangat sulit melepaskan diri dari ikatannya.

Sekali kita terperangkap di dalam Sodom sangat sulit untuk melepaskan diri dari padanya, karena Sodom bersifat menjerat dan mengikat. Bahkan saat Sodom sudah dibumi-hanguskan, isteri Lot masih sulit melepas Sodom dari hatinya.

Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah. Tetapi isteri Lot, yangberjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam” (Kej. 19:24-26).

Bagi anda yang hari ini masih terjerat di dalam Sodom, cepatlah ambil keputusan bulat untuk keluar dari dalamnya, karena sekali waktu Sodom pasti dibumi-hanguskan oleh Tuhan.

3. Kecenderungan hati yang mendua akan membuat kita melihat Sodom seperti taman Tuhan sekaligus seperti tanah Mesir.

Kecenderungan hati yang tidak sepenuhnya tertuju kepada Tuhan akan membuat cara pandang kita jadi kabur, sehingga sulit membedakan antara berkat yang dari Tuhan dan godaan Sodom. Itulah yang terjadi dalam kehidupan Lot:

“Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. – Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. — Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah” (Kej. 13:10).

Lot memiliki hati yang tidak sepenuhnya terarah kepada Tuhan. Separuh hatinya tertuju kepada Tuhan, tetapi separuh hatinya tertuju kepada harta dan kesenangan hidup. Itu sebabnya saat melihat Sodom, pandangannya kabur. Alkitab mencatat dia melihat Sodom seperti taman Tuhan, tetapi juga seperti tanah Mesir. Dan karena itulah dia masuk dan menjadi bagian dari Sodom.

Kecenderungan hati menentukan cara pandang, dan cara pandang menentukan apa yang kita pilih. Itu sebabnya jika kecenderungan hati kita salah, hampir pasti pilihan kita juga salah.

Pada akhirnya kita harus menetapkan kecenderungan hati kita. Kita harus menetapkan apa yang kita pilih: ALLAH atau harta. GOD atau gold. Kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan.

Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon (Mat. 6:24).

Baca juga: Kehidupan atau Kematian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*