Mamon telah lama menjadi saingan Tuhan dalam hidup kita. Seringkali tanpa sadar hati kita telah beralih dari Tuhan kepada mamon. Itu sebabnya Tuhan menuntut kita untuk mengambil keputusan tegas. Kita harus memilih mau mengabdi kepada Tuhan atau kepada mamon; mau menjadi hamba Tuhan atau hamba mamon (Matius 6:19-24).

Selama ini kita sulit mengenali apakah kita masih menjadi hamba Tuhan atau sudah beralih menjadi hamba mamon karena tidak ada parameter untuk mengukurnya. Inilah parameter hamba Tuhan dan hamba mamon:
1. Hamba Tuhan mencintai Tuhan – Hamba mamon mencintai uang.
Siapa yang paling banyak menguasai hati dan pikiran kita, Tuhan atau uang? Siapa yang paling memuaskan hasrat hati kita, Tuhan atau uang? Jika kita mencintai Tuhan hati dan pikiran kita akan dipenuhi oleh Dia. Dialah yang akan memuaskan hasrat hati kita. Tapi jika kita mulai mencintai uang hati dan pikiran kita mulai dipenuhi dengan uang, yang kita rindukan adalah uang bukan Tuhan.
2. Hamba Tuhan lebih fokus untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya dari pada mencari uang – Hamba mamon lebih fokus untuk mencari uang dari pada mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (ayat 22, 23, 33).
Kita selalu menjadi hamba dari apa yang paling kita cari. Contoh: Hamba kesenangan adalah orang yang paling mencari kesenangan. Apa yang paling kita cari menunjukkan kita ini hamba siapa. Jika kita lebih fokus untuk mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka kita ini hamba Tuhan. Tapi jika kita lebih fokus untuk mencari uang, maka kita ini adalah hamba uang/mamon.
3. Hamba Tuhan suka mengumpulkan harta di Sorga – Hamba mamon suka mengumpulkan harta di bumi (ayat 19-21).
Ke mana harta kita paling banyak mengalir menunjukkan kecenderungan hati kita yang sebenarnya. Hamba Tuhan akan banyak mengalirkan hartanya untuk hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan dan kerajaan-Nya (mengumpulkan harta di Sorga). Tetapi hamba uang akan banyak mengalirkan uangnya untuk perkara-perkara yang bumiah yang tidak ada hubungannya dengan kekekalan.
4. Hamba Tuhan bergantung kepada Tuhan untuk pemenuhan kebutuhannya – Hamba mamon bergantung kepada uang untuk pemenuhan kebutuhannya (ayat 31-33).
Hamba Tuhan percaya kepada Tuhan sementara hamba mamon percaya kepada uang untuk pemenuhan kebutuhannya. Hamba Tuhan percaya bahwa Tuhan dapat memenuhi kebutuhan mereka walau pun tanpa uang. Hamba uang percaya bahwa uang dapat memenuhi kebutuhan mereka walau pun tanpa Tuhan.
Yesus tidak pernah bergantung kepada uang untuk pemenuhan kebutuhannya, Dia selalu bergantung kepada Bapa. Dalam Yohanes 6:1-13, diceritakan, Yesus memberi makan 5.000 orang, walaupun tanpa uang. Hamba Tuhan percaya bahwa Bapa bisa tetap memenuhi kebutuhannya walaupun tanpa uang, karena ia percaya kepada Bapa dan bukan kepada uang.
5. Hamba Tuhan selalu puas dengan apa yang sudah dimilikinya – Hamba mamon tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimilikinya (Ibr. 13:5).
Dalam Yohanes 6:1-13, murid-murid merasa 5 roti dan 2 ikan tidak cukup, tetapi Yesus mengucap syukur atas dengan apa yang ada dan terjadilah mujizat pelipatgandaan. Berkat yang kita terima akan berlipat ganda jika diterima dengan ucapan syukur. Kata kuncinya adalah: rasa syukur!
Pada akhirnya kita harus memilih apakah kita mau menjadi hamba Tuhan atau hamba mamon, tidak bisa memilih dua-duanya. Pilihlah menjadi hamba Tuhan!
Baca pula: Memagari Area Keuangan.