Roma 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Dapat tidaknya kita menerima teguran hati nurani dengan tanpa syarat dan tanpa batas, menunjukkan benar tidaknya kita mutlak dalam persembahan diri kita kepada Allah, benar tidaknya kita membenci dosa, dan sungguh atau tidaknya kita ingin melakukan kehendak Allah dengan tulus dan ikhlas. Seringkali kita berkata ingin mutlak menaati Tuhan, ingin mutlak bertindak menurut Roh, ingin mutlak diperkenan Allah; Di sinilah hasrat kita akan diuji. Jika kita masih terus mempertahankan daging, belum mutlak mengerat dan memutuskannya, itu berarti kerohanian kita sebagian besar masih semu, dan persembahan hidup kita pun semu.
Jika kita tak dapat sepenuhnya bertindak menurut hati nurani, itu sama artinya dengan tak dapat sepenuhnya bertindak menurut Roh. Karena jika tuntutan hati nurani belum tercapai, Roh akan tetap menuntut agar kita mendengarkan suara hati nurani. Jika tidak, artinya kita dipimpin oleh “roh halusinasi”, bukan Roh yang sejati. Jika dalam hati ada perasaan bersalah, namun kita tidak mau menerima penghakiman di bawah terang Allah dan tidak mau bertobat, kita tidak mungkin akan mengalami kemajuan rohani yang sejati, juga tidak mungkin mempersembahkan diri secara mutlak kepada Tuhan, sebagai korban yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah, dan itu juga berarti bahwa ibadah kita pun kurang sejati.
Doa: Tuhan Yesus, kami ingin selalu menaati suara hati nurani agar kami dapat hidup menurut Roh dan mempersembahkan hidup secara sejati kepada-Mu. Amin!