I Samuel 24:4-8 … Di sana ada gua dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian belakang gua itu. Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: “Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul; lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: “Dijauhkan TUHANlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, …” Dan Daud mencegah orang-orangnya dengan perkataan itu; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul.…
Kita telah mengetahui bahwa fungsi roh manusia bisa dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu hati nurani, intuisi, dan persekutuan. Dari ketiga bagian tersebut, hati nurani adalah fungsi yang paling mencolok dari roh kita. Pada waktu yang lalu kita telah belajar bahwa orang yang ingin berdoa harus di dalam roh dan rohnya harus terlatih dengan baik. Akan tetapi, untuk melatih roh, kita terlebih dulu harus melatih hati nurani kita. Jika hati nurani tidak ditanggulangi dengan baik, maka roh tidak akan berguna di hadapan Allah. Jika hati nurani tidak tepat, maka roh tidak akan berfungsi bahkan akan kempes.
Yang menjadi penentu dari semua perbuatan kita adalah jiwa, bukan hati nurani. Jiwa seperti dewan eksekutif yang menentukan dan mengeksekusi semua perbuatan kita, sedangkan hati nurani berfungsi seperti dewan legislatif yang mengawasi semua kegiatan dan perbuatan jiwa. Kita berbuat benar atau salah, diperkenan Allah atau tidak, pikiran kita ada dalam gelap atau terang, emosi kita tepat atau tidak, keputusan kita menyenangkan Allah atau tidak, semua ini berada di bawah pengawasan dan pemeriksaan hati nurani. Jika apa yang dilakukan jiwa tidak diperkenan Allah, maka hati nurani akan segera bangkit menentangnya. Jika ingin diperkenan Allah, semua bagian dalam jiwa kita harus memperhatikan fungsi pengawasan dari hati nurani sebagai dewan pengawas jiwa ini.
Daud dikejar-kejar Saul untuk dibunuh. Ia dan prajuritnya bersembunyi dalam sebuah gua, tapi Saul malah membuang hajat di dalam gua itu. Ini seperti orang yang mengantar nyawa sendiri. Semua orang yang mengikuti Daud meyakini bahwa itu adalah jalan Tuhan, pengaturan Tuhan, dan penggenapan janji Tuhan. Mereka mendorong Daud untuk segera mengeksekusinya. Namun, ketika Daud baru memotong punca jubah Saul, hatinya berdebar-debar. Inilah fungsi hati nurani sebagai dewan pengawas.
Perhatikanlah bahwa pikiran Daud sudah memahami ini sebagai jalan Tuhan, emosi juga sudah merasa bahwa inilah waktunya penggenapan janji Tuhan, dan tekad pun sudah mengambil keputusan untuk membunuh Saul. Namun, ketika hatinya berdebar-debar, Daud tidak mengabaikan dewan pengawas yang mengawasi jiwanya, yang memberitahu Daud bahwa hal itu tidak diperkenan oleh Tuhan. Maka Daud berhenti dan tidak jadi melakukannya, dan ia juga melarang orang-orang di sekitarnya untuk membunuh Saul.
Ketika teguran hati nurani datang, Daud tidak membantahnya, Daud tidak beralasan. Ia hanya menundukkan jiwanya untuk mematuhi pengawasan yang diberikan oleh hati nuraninya. Inilah alasan mengapa Daud bisa menjadi seorang pendoa dan penyembah yang berkenan di hadapan Allah.
Doa: O Tuhan Yesus, kami mau selalu memperhatikan dan tidak pernah akan mengabaikan suara teguran dari hati nurani kami yang Engkau tempatkan sebagai dewan pengawas bagi seluruh aktivitas dan perbuatan jiwa kami. Dengan demikian kami dapat hidup memperkenan hatimu ya Tuhan. Amin!