Kisah Para Rasul 24:16 Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.
Jika hati nurani menegur dan mempersalahkan kita, apakah yang harus kita lakukan? Jika belum terlaksana, berhentilah dan jangan melakukannya. Jika sudah dilakukan, bertobatlah, mengaku dosa, dan minta kuasa darah Yesus menyucikan kita kembali. Sayangnya, daripada bertobat, seringkali kita justru mengajukan alasan-alasan, berusaha menjelaskan bahwa yang kita lakukan ini tidak salah dan sudah sesuai dengan kehendak Allah, dengan harapan suara hati nurani akan mereda. Kita tidak menyadari bahwa hati nurani itu sama dengan intuisi, yaitu tidak menghiraukan alasan.
Hati nurani melalui intuisi mengetahui kehendak Allah, maka segala yang bukan kehendak Allah pasti dipersalahkan. Jika kita menolak gerakan intuisi, hati nurani akan segera bersuara memberikan tuduhan. Penjelasan alasan mungkin dapat menyenangkan pikiran, namun tak dapat memuaskan hati nurani. Kalau apa yang dipersalahkan hati nurani belum dibereskan, ia tak akan berhenti menuduh, walau alasan kita terdengar sangat rohani dan masuk akal.
Awalnya hati nurani hanya bersaksi tentang apa yang benar dan salah, namun ketika hayat rohani kita telah bertumbuh besar, kesaksiannya berkembang menjadi bukan hanya perkara benar atau salah, tapi juga tentang apa yang berasal dari Allah dan bukan dari Allah. Mungkin ada banyak perkara yang dipandang baik dan indah oleh manusia, namun jika bukan diwahyukan oleh Allah, itu hanyalah inisiatif manusia belaka bukan berasal dari Allah, dan itu akan tetap dipersalahkan oleh hati nurani.
Doa: O Tuhan Yesus, ketika hati nurani menegur, kami akan bertobat ya Tuhan. Kami tidak mau lagi memberikan alasan apapun. Amin!