I Yohanes 3:21-22 Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari Dia, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan melakukan apa yang berkenan kepada-Nya.
Yakobus 1:5-7 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah … maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
Sangat penting untuk kita memiliki hati nurani yang murni tanpa cela, karena ini berkaitan erat dengan pengabulan doa. Apa hubungannya? Alkitab berkata, bila hati nurani tidak menuduh, kita akan memiliki keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari Dia, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan melakukan apa yang berkenan kepada-Nya.
Mari kita aplikasikan prosesnya dalam pengalaman: Jika setiap kali hati nurani menegur, kita segera mengaku dosa dan memohon pencucian oleh darah Yesus sampai tidak ada tuduhan lagi dalam hati kita, maka artinya kita menuruti segala perintah-Nya dan melakukan apa yang berkenan kepada-Nya, sehingga hati nurani kita murni tanpa cela.
Karena sudah tidak ada sekatan (tuduhan hati nurani) antara kita dengan Allah, maka kita memiliki keyakinan dan keberanian untuk mendekati Allah dalam doa. Karena kita memiliki keyakinan bahwa Allah berkenan atas hidup kita, maka kita bisa merasakan perkenanan-Nya dalam doa. Karena kita merasakan perkenanan-Nya, maka kita memiliki keberanian percaya untuk meminta apapun yang kita perlukan agar bertumbuh dalam hayat, dan kita memintanya dengan penuh keyakinan, tanpa kebimbangan, bahwa Allah memberikan apa yang kita minta. Jika kita berkata, “Aku menghirup Engkau Tuhan…” Maka kita yakin kita menghirup Dia, dan kita merasakan penuh di dalam kita karena menghirup Dia. Jika kita meminta, “Penuhilah aku Tuhan…” Maka kita tahu Dia memenuhi kita dan kita merasakannya. Kita akan menerima apa saja yang kita minta karena kita berkenan kepada-Nya.
Doa seperti itu adalah doa yang efektif dan berkuasa, doa yang menikmati dan menyerap Tuhan secara limpah, sehingga unsur-unsur Allah bertambah di dalam kita. Hal ini akan terjadi juga jika kita mendoabacakan firman, atau bahkan hanya menyerukan nama Tuhan saja. Jadi keberhasilan doa ditentukan oleh hati nurani yang murni, bukan metodenya.
Doa: O Tuhan Yesus, kami mau berusaha hidup dengan hati nurani yang murni, sehingga doa kami berkuasa. Amin!