Kisah Para Rasul 24:16 Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.
I Yohanes 3:21 Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah
Rasul berusaha hidup dengan hati nurani yang murni, bukan hanya di hadapan Allah, tetapi juga di hadapan manusia. Jika ingin memiliki hati nurani yang murni terhadap manusia, kita harus terlebih dulu memiliki hati nurani yang murni terhadap Allah. Begitu hati nurani kita tidak murni terhadap Allah, dengan sendirinya terhadap manusia pun akan bercela.
Hati nurani harus murni, tak bercela. Ciri kalau hati nurani kita murni dan tak bercela adalah kita memiliki keyakinan dan keberanian di hadapan Allah dan manusia. Jika kita mau terus merendahkan diri dan membiarkan hati nurani menegur dan mencela kita, maka keyakinan dan keberanian kita untuk mendekati Allah akan bertambah, karena tidak ada lagi yang kita sembunyikan sebagai rahasia pribadi, dan tidak ada apapun yang menjadi sekatan antara kita dengan Allah.
Jika ingin hidup menurut Roh, kita tidak boleh membiarkan adanya cacat cela setitik pun dalam hati nurani kita. Setiap tuduhan hati nurani harus segera ditanggulangi dengan mengaku dosa dan memohon pencucian oleh darah Yesus saat itu juga, sampai bersih tanpa meninggalkan bekas.
Hati nurani yang murni terhadap Allah berarti mengetahui sedalam-dalamnya bahwa Allah berkenan atas kita dan tidak ada sekatan apapun antara kita dengan Allah. Kesaksian hati nurani seperti ini merupakan keperluan mutlak dalam menempuh kehidupan yang dipimpin oleh roh. Ini seharusnya menjadi tujuan kita semua, dan kita tidak boleh puas sebelum mencapai tujuan ini, yaitu memiliki hati nurani yang murni, tanpa cela. Inilah kehidupan Kristen yang wajar.
Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk senantiasa hidup dengan hati nurani yang murni tanpa cela, agar tidak ada sekatan apapun yang menghalangi persekutuan kami dengan Engkau ya Tuhan. Amin!