“Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. — Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora.” (Kejadian 13:10)
Lot melihat tanah Sodom seperti taman Tuhan, tapi juga seperti tanah Mesir. Ini adalah hal yang bertolak belakang sama sekali. Taman Tuhan adalah seperti taman Eden. Menggambarkan tanah yang berlimpah baik secara materi mau pun rohani.
“Sebab TUHAN menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring.” (Yesaya 51:3)
Sementara tanah Mesir melambangkan tanah tandus yang harus bersusah payah untuk menghasilkan, seperti kebun sayur.
“Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur.” (Kejadian 11:10)
Mengapa Lot bisa memiliki pandangan yang kabur dan bertolak belakang seperti itu? Karena hatinya terlalu banyak tujuan dan keinginan. Dia memang menginginkan Tuhan, tapi juga menginginkan sukses, berkat, dlsb. Jika kita ingin melihat dua benda sekaligus dengan kedua mata kita, maka semuanya akan menjadi kabur.
Terkadang hati kita mungkin bersih, tidak kotor, namun memiliki lebih dari satu tujuan, itu artinya tidak murni. Hati yang bersih artinya tidak kotor, tapi hati yang murni artinya hanya memiliki satu sasaran: Tuhan.
Mengapa banyak orang kristen bingung memahami dan menentukan kehendak Tuhan? Karena hatinya tidak murni, memiliki lebih dari satu sasaran. Hati yang tidak murni membuat pandangan jadi kabur seperti Lot. Kita akan terus dikacaukan dan kebingungan antara taman Tuhan atau tanah Mesir. Itulah yang membuat kita salah memilih.
Satu-satunya jalan agar kita jelas tentang kehendak Tuhan adalah memiliki hati yang murni. Artinya kita hanya memiliki satu sasaran: Kristus Tuhan. Kita hanya memiliki satu jalan sempit: Jalan salib.
Baca juga: Ketika Harus Memilih