Hati yang Tulus

“Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (Matius 1:18-20)

Maria mengandung saat bertunangan, padahal belum hidup sebagai suami isteri dengan Yusuf, alasan yang paling masuk akal adalah: ia telah selingkuh dan bersetubuh dengan pria lain. Di tengah rasa sakit yang ia rasakan di hatinya, Yusuf yang tulus hatinya, masih memikirkan Maria. Agar nama Maria tidak tercemar di muka umum, ia bermaksud untuk berpisah dengan Maria secara diam-diam. Orang yang hatinya tulus, tidak mau mencemarkan nama orang lain di muka umum, sekali pun orang itu telah menyakitinya secara mendalam.

Tapi di mata Tuhan, pertimbangan Yusuf itu adalah salah besar. Itu sebabnya Tuhan datang kepada Yusuf dalam mimpi dan menjelaskan bahwa ia harus mengambil Maria sebagai isterinya, karena anak yang dikandungnya berasal dari Roh Kudus. Orang yang hatinya tulus, memiliki pandangan yang jelas tentang segala sesuatu, kalau pun ada ketidak jelasan dalam kasus-kasus khusus seperti ini, maka Tuhan akan memberikan kejelasan dengan pelbagai macam cara. Entah melalui kunjungan malaikat, firman Tuhan, penglihatan, mimpi, dll. Sehingga semuanya menjadi jelas dan Yusuf pun tidak salah dalam mengambil keputusan.

Saat-saat menjelang natal ini, biarlah kita melatih hati, agar hati kita menjadi tulus seperti Yusuf, sehingga pandangan kita tidak kabur seperti Lot.

Baca juga: Hati yang Kabur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*