Matius 14:23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
Dalam melakukan pekerjaan apa pun, kita memerlukan hayat yang berkaitan dengan pekerjaan itu. Tanpa hayat itu, kita tidak dapat melakukan pekerjaan itu. Hayat macam apa menyelesaikan pekerjaan macam apa. Demikian pula untuk berdoa dengan baik, kita perlu mengenal hayat doa. Setelah kita beroleh selamat, Allah tinggal di dalam kita sebagai hayat kita. Hayat ini adalah hayat doa di dalam kita. Fungsi utama hayat ini adalah berdoa. Orang Kristen yang normal seharusnya senang berdoa, karena ciri khas dan kegunaan hayat ilahi di dalam kita adalah berdoa.
Misalnya, seekor bebek memiliki ciri khas gemar berenang di dalam air. Jika kita membawa anak ayam dan anak bebek ke dalam air, anak ayam akan segera lari, tapi anak bebek akan segera masuk ke dalam air dan berenang. Demikian pula, hayat Allah di dalam kita memiliki ciri senang berdoa. Jika kita tidak berdoa selama tiga hari, batin kita akan terasa tidak nyaman. Jika tidak berdoa selama satu minggu, batin kita mulai resah. Jika tidak berdoa dalam jangka waktu yang cukup lama, kita akan merasa seperti kehilangan sesuatu atau ditinggal mati orang yang kita kasihi. Sebaliknya, begitu berdoa, di dalam kita terasa nyaman.
Hayat ini selain mendorong kita untuk berdoa, juga memiliki kemampuan untuk berdoa. Kita tidak dapat mengajar seekor anjing untuk berbicara, karena di dalam hayat anjing tidak ada kemampuan berbicara. Demikian pula, kita tidak dapat mengajar orang yang belum diselamatkan untuk berdoa, karena mereka belum memiliki hayat doa. Namun, jika sudah diselamatkan, ia akan suka berdoa dan bisa berdoa. Asal kita tidak mengekang hayat ini, melainkan memberi hayat ini kebebasan dan kesempatan berlatih, maka hayat ini bukan saja senang berdoa, tetapi juga mampu berdoa. Tentu saja, sama seperti kita perlu berlatih berbicara, kita juga perlu berlatih berdoa dengan tepat. Jika ada bimbingan, kita akan lebih cepat maju dalam berdoa.
Semakin kita hidup di dalam Allah, ciri khas hayat ini akan semakin ternyata, dan kita akan semakin senang berdoa. Begitu persekutuan kita dengan Allah terganggu, saat itu juga hayat di dalam kita seperti dalam keadaan setengah mati; akibatnya, kita menjadi tidak suka berdoa dan hampir-hampir tidak bisa berdoa. Setelah kita memulihkan persekutuan dengan Allah dan hidup di dalam Dia, barulah hayat di dalam kita bangkit. Batin kita dapat kembali menjamah perasaan doa, memiliki hasrat untuk berdoa, dan memiliki kemampuan berdoa. Kita tahu apa yang akan kita katakan dalam doa dan bagaimana mengatakannya. Kita juga tahu perkataan doa mana yang dapat menjamah takhta Allah dan mengena pada maksud hati-Nya. Meskipun tidak ada yang mengajarkannya, tetapi di dalam batin kita mengerti, karena semua ini adalah cerita hayat yang di dalam.
Doa: O Tuhan Yesus, terima kasih karena hayat yang kami terima ketika lahir baru adalah hayat doa, yang membuat kami suka berdoa dan mampu berdoa. Amin!