2 Korintus 2:12-13, “Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana. Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudaraku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia.“
Untuk tinggal dalam jalan hayat, kita harus hidup dan bertindak menurut perasaan hayat batiniah yang muncul dari dalam roh kita, bukan menurut benar dan salah. Patokan kehidupan orang Kristen adalah hadirat Kristus yang berdiam di dalam roh. Pertanyaannya bukanlah yang kita lakukan itu benar atau salah, tetapi apakah Kristus, hayat ilahi di dalam kita, setuju atau tidak terhadap apa yang kita lakukan tersebut. Jika Dia setuju, maka kita akan merasakan hadirat dan penyertaan-Nya dalam batin kita. Namun jika Dia tidak setuju, kita akan kehilangan hadirat dan penyertaan Tuhan. Kita merasa tidak tenang, galau, terganjal, tidak yakin, dst.
Rasul Paulus adalah contoh orang yang hidup dan melayani menurut jalan hayat. Sekali waktu ia pergi ke Troas untuk memberitakan Injil Kristus, ia melihat Tuhan telah membuka pintu untuk pekerjaan di sana. Namun hayat ilahi di dalam rohnya memunculkan perasaan tidak tenang, artinya Tuhan tidak setuju. Itu sebabnya ia segera minta diri dan berangkat ke Makedonia.
Apakah salah jika Paulus melanjutkan pekerjaan di Troas? Jelas tidak! Ia melakukan pekerjaan yang mulia, memberitakan Injil Kristus di sana. Pertanyaannya bukanlah apakah itu benar atau salah, tapi apakah hayat ilahi di dalam rohnya setuju terhadap apa yang ia kerjakan? Dari perasaan batiniah yang muncul, yaitu ia merasa tidak tenang, itu menunjukkan hayat di dalam dirinya tidak setuju. Ia segera mengambil keputusan untuk meninggalkan tempat itu dan pergi ke Makedonia.
Mari kita meneladani rasul Paulus, hidup dan melayani menurut prinsip hayat, dan bukan menurut prinsip pengetahuan benar dan salah. Mari belajar bertindak menurut perasaan hayat batiniah yang muncul dari dalam roh kita, bukan menurut pertimbangan benar atau salah yang telah kita ketahui.
Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk selalu bertindak menurut perasaan hayat batiniah yang muncul dari dalam roh kami, bukan menurut pertimbangan benar atau salah yang telah kami ketahui. Amin!