Hidup Keagamaan Orang Farisi

Hidup keagamaan orang Farisi dan ahli Taurat sangat tidak disukai oleh Yesus. Itu sebabnya Dia ingin agar kita memiliki hidup keagamaan yang lebih benar daripada ahli Taurat dan orang Farisi.

Hidup Keagamaan Orang Farisi
Hidup Keagamaan Orang Farisi

“Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Matius 5:20).

Mari kita lihat dari Firman Tuhan bagaimana hidup keagamaan ahli Taurat dan orang Farisi dan mari kita periksa apakah hidup keagamaan kita sudah lebih benar dari pada mereka atau malah kita sedang menjalani cara hidup keagamaan yang sama dengan mereka.

Ada banyak cara hidup keagamaan orang Farisi yang dikecam oleh Yesus, tapi kita akan membahas tiga saja, yaitu:

1. Orang Farisi mengajar tapi tidak melakukan apa yang diajarkan.

“Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya” (Matius 23:2-4).

Orang Farisi duduk di kursi kepemimpinan, itu sebabnya mereka mengajar, tetapi masalahnya mereka hanya mengajar tapi tidak melakukan apa yang mereka ajarkan. Mereka mengikat beban berat di bahu orang tapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.

Jika anda mengajar tapi tidak melakukan apa yang diajarkan, anda sedang menjalankan hidup keagamaan orang Farisi. Supaya anda lebih benar dari orang Farisi anda tidak boleh sekedar mengajar, anda harus memastikan Anda melakukan apa yang anda ajarkan. Jika anda mengajar orang berdoa, pastikan anda berdoa.

Jika anda mengajar orang untuk memberi, pastikan anda memberi. Apa pun yang anda ajarkan, pastikan anda melakukannya, maka hidup keagamaanmu akan lebih benar dari pada orang Farisi.

2. Orang Farisi mengerjakan semua aktifitas keagamaan hanya untuk dilihat orang.

“Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang” (Matius 23:5).

Bagi orang Farisi ibadah adalah pertunjukan. Semua aktifitas keagamaan mereka dibuat dan dirancang untuk pertunjukan. Apakah aktifitas keagamaan mereka berhasil atau tidak, diukur dari berapa jumlah penonton yang melihat dan apa komentar penonton terhadap pertunjukan yang disajikan. Jika penonton merasa “terhibur” dengan jalannya pertunjukan (baca: ibadah), maka pertunjukan dianggap berhasil.

Jika anda merancang ibadah hanya untuk pertunjukan yang menghibur jemaat, anda sama dengan orang Farisi; Berdoa untuk sebuah pertunjukan, menyanyi dan bermain musik untuk sebuah pertunjukkn, berkhotbah untuk sebuah pertunjukan.

Jika anda merancang ibadah hanya supaya lebih banyak pengunjung yang datang, anda sama dengan orang Farisi.

Hidup keagamaan kita harus lebih benar dari pada orang Farisi, itu sebabnya kita harus merancang seluruh ibadah yang kita lakukan bukan untuk pertunjukan, tapi untuk persembahan yang hidup kepada Tuhan; bukan untuk menghibur jemaat tapi untuk menyenangkan Tuhan; bukan untuk memenuhi keinginan jemaat tapi untuk mewujudkan kehendak Tuhan.

3. Orang Farisi rela melakukan apa saja demi mentobatkan satu orang tapi tidak menjadikannya sebagai orang Sorga.

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri” (Matius 23:15).

Orang Farisi rela mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk mentobatkan satu orang untuk menjadi penganut agama mereka, tetapi permasalahannya, setelah bertobat orang itu tidak diubahkan menjadi orang Sorga, sehingga mereka tetap menjadi orang neraka.

Jika anda rela melakukan apa saja demi mentobatkan satu orang tapi setelah itu tidak mengubah hidup mereka menjadi orang Sorga, anda memiliki hidup keagamaan yang sama dengan orang Farisi. Anda hanya memenangkan satu orang untuk menjadi anggota gereja anda, tapi tidak mengubah mereka menjadi anak-anak Kerajaan Sorga.

Jika kita mau memiliki hidup keagamaan yang lebih benar dari pada hidup keagamaan orang Farisi, kita harus membaptis orang untuk menjadi ahli waris Kerajaan Sorga dan bukan sekedar anggota gereja. Kita harus mendidik mereka untuk hidup dalam nilai-nilai Kerajaan Sorga, sehingga akhirnya kita bisa mengutus mereka ke dalam dunia ini sebagai representasi (duta) Kerajaan Sorga yang akan menegakkan Kerajaan Sorga di bumi ini.

Jangan lewatkan artikel ini: Mengenali Anugerah Perwakilan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*