Hukum Hayat Dalam Aspek Kasih

“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.” (I Yohanes 4:7)

Pernahkah Anda merasa jengkel dengan satu saudara dalam rumah Tuhan? Anda sulit bergaul dengan dia, karena merasa orangnya menjengkelkan. Tapi Anda berpikir, “Aku orang kristen, harus mengasihi, harus bertegur sapa dengannya.” Lalu Anda berusaha keras untuk mengasihi dan bertegur sapa dengannya. Dengan melakukan itu, Anda telah bersandar tekad untuk mengasihinya. Anda melakukannya karena tekad, bukan karena mengasihi.

Jika Anda orang kristen, Anda tidak perlu berusaha keras untuk mengasihinya, bahkan berdoa secara khusus pun tidak perlu, karena ada hukum hayat di dalam diri Anda. Suatu kali kebetulan Anda berhadapan dengannya, memandang wajahnya saja rasanya sudah mau marah, tapi ada satu perasaan yang muncul dari dalam batin yang memberitahu Anda bahwa ini tidak benar. Kemudian ada sesuatu di dalam Anda yang memberitahu, “Dia adalah milik Allah, dia saudaramu, dia dikasihi Tuhan Yesus.”

Apakah yang harus dilakukan dalam situasi seperti ini? Anda hanya perlu berkata kepada Tuhan, “Tuhan, aku tidak mampu mengasihi! Engkaulah yang mampu. Di dalamku ada hayat ilahi yang mengasihinya, aku mutlak hidup bersandarkan hukum hayat ini.” Cukup berdoa dengan sederhana seperti itu, tidak perlu dipikirkan, tidak perlu memohon-mohon, tidak perlu berusaha. Anda percaya bahwa di dalam Anda ada hukum dan hukum itu mengasihi saudara itu.

Tiba-tiba secara ajaib, “tanpa Anda sadari”, tahu-tahu Anda telah bercakap-cakap dengan dia sekian lama, dan Anda menikmatinya. Tanpa Anda sadari Anda telah mengasihinya, Anda telah memperlakukannya sebagai seorang saudara. Ketika Anda pulang, akan terkagum dan terheran-heran, “kok bisa ya? Tadi aku tidak berusaha apa-apa, tidak bertekad apa-apa, tapi ajaib sekali Tuhan telah bekerja!”

Hukum hayat di dalam Andalah yang membuat Anda menang, “tanpa Anda sadari”. Ini tidak memerlukan kekuatan tekad Anda sama sekali. Ini sangat spontan, wajar, dan tidak dibuat-buat. Itulah pekerjaan hukum hayat.

Baca juga: Kekuatan Hukum Hayat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*