Hukum-Nya Tertulis Di Dalam

“Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka.” (Ibrani 10:16b)

Ketika mendengar firman bahwa kita harus menuruti seluruh hukum Tuhan, seringkali orang kristen bertanya: “Hukum yang mana?” Pertanyaan itu cocok jika diajukan pada zaman Musa, di mana hukum Tuhan masih ditulis di atas dua loh batu. Namun sekarang pertanyaan itu sudah tidak relevan, karena hukumnya telah tertulis di dalam hati dan akal budi kita. Hukum yang tertulis di dalam itu namanya hati nurani.

Orang kristen tidak dapat berdalih bahwa ia tidak tahu kalau telah melanggar hukum Tuhan, karena hukumnya telah tertulis di dalam. Jika akan memikirkan atau melakukan sesuatu yang TIDAK memperkenan hati Tuhan, maka hati nurani akan bersuara seperti suara alarm, memberitahu kalau itu adalah salah di hadapan Tuhan.

# Jika kita menurutinya maka hati nurani kita akan tetap murni.

# Jika kita melanggarnya dengan mengemukakan pelbagai alasan, kita bersalah karena telah melanggar hukum Tuhan, sekali pun alasan yang dikemukakan itu sangat rohani dan logis.

“Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.” (Kisah Para Rasul 24:16)

Rasul Paulus berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni baik di hadapan Allah mau pun manusia, artinya ia berusaha untuk tidak melanggar suara hati nuraninya dalam situasi apa pun.

Jika menaati suara hati nurani, kita sedang menaati hukum Tuhan dan hati nurani kita tetap murni. Jika melanggarnya, kita sedang melanggar hukum Tuhan, dan hati nurani kita menjadi gelap, tidak murni lagi. Jika itu terjadi, kita harus mengaku dosa agar disucikan kembali oleh darah Yesus.

“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9)

Jadi apakah langit akan terbuka atau menjadi tembaga ditentukan oleh apakah hati nurani kita murni atau gelap.

# Jika tidak memerhatikan dan melakukan semua hukum Tuhan, maka langit akan menjadi tembaga dan tanah akan menjadi besi (Keras dan tak menghasilkan).

Tanah ditentukan oleh langit, dan langit ditentukan oleh hati. Jika hati kita taat, langit akan terbuka. Dan jika langit terbuka, tanah akan menghasilkan.

Baca juga: Menjaga Langit Tetap Terbuka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*