Matius 5:17, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”
Tuhan tidak meniadakan atau membatalkan perintah-perintah moral dalam hukum Taurat, tapi menggenapinya dan mempertinggi atau menyempurnakannya. Mengapa harus dipertinggi dan disempurnakan? Karena perintah sebelumnya, secara alamiah ada yang bisa dan mudah melakukannya, namun ada yang tidak bisa atau sulit melakukannya. Ini terkesan tidak adil dan kurang sempurna, karena masih bisa dilakukan oleh manusia alamiah.
Misalnya perintah jangan membunuh. Secara alamiah, ini bisa dengan mudah dilakukan oleh mereka yang kebetulan lahir dan dibesarkan dalam lingkungan yang tidak mengenal kekerasan. Namun bagaimana dengan mereka yang lahir dan dibesarkan di tengah keluarga yang penuh dengan kekerasan? Tentu sulit bagi mereka. Mereka akan merasa tidak adil dengan perintah ini. Karena itu hukum ini perlu dipertinggi dan disempurnakan menjadi jangan marah dan jangan mengata-ngatai saudaramu. Ini adalah membunuh karakter orang dengan kata-kata kasar yang menyakitkan dan menjatuhkan.
Secara alamiah, hukum yang baru ini tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Adakah orang yang bisa marah dan tidak mengeluarkan kata-kata kasar yang menyakitkan dan menjatuhkan? Tidak ada! Orang yang paling sabar pun bisa marah, dan ketika marah akan mengeluarkan kata-kata kasar yang menyakitkan. Tidak ada seorang pun yang bisa melakukan perintah ini secara alamiah, karena memang tujuan hukum itu dipertinggi adalah supaya kita menyadari bahwa manusia alamiah kita tidak berdaya untuk memperkenan hati Tuhan, sehingga kita tidak akan lagi hidup berdasarkan hayat alamiah kita, melainkan hidup berdasarkan hayat ilahi. Kita tidak lagi akan dipimpin oleh jiwa kita, melainkan oleh roh kita yang telah berbaur dengan Roh Kristus.
Sama halnya dengan hukum tentang jangan bersumpah palsu. Secara alamiah bisa dilakukan oleh sebagian orang, namun sulit dilakukan oleh sebagian lainnya. Hukum ini dipertinggi menjadi: “Katakan ya, bila ya. Dan katakan tidak, bila tidak. Lebih dari itu berasal dari si jahat.” Tidak ada orang yang bisa melakukan hal ini. Semua orang tidak akan merasa cukup hanya berkata ya atau tidak. Semua orang ingin menjelaskan dan membela dirinya. Namun Tuhan berkata, jika kita berkata lebih daripada ya atau tidak, maka kita sedang memanifestasikan si jahat.
Orang-orang Kristen alamiah akan terus berkutat dengan hukum yang lama, namun orang-orang Kristen yang hidup oleh hayat ilahi akan berada di level yang berbeda. Standar moral kita akan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang-orang Kristen yang alamiah, apalagi dengan orang-orang dunia.
Doa: Tuhan Yesus, kami ingin hidup oleh hayat ilahi, sehingga standar moral kami tidak sama dengan dunia ini. Amin!