Jalan Hidup Orang Benar

Tuhan telah menetapkan jalan hidup orang benar itu seperti cahaya fajar, yang semakin hari semakin terang sampai sekali waktu mencapai titik terang yang paling terang (Amsal 4:18-27). Kian lama kian terang, bukan kian gelap. Kian lama kian naik, bukan kian turun.

“Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari” (Amsal 4:18).

Jalan Hidup Orang Benar
Jalan Hidup Orang Benar

Bagaimana membentuk jalan hidup orang benar yang seperti ini dalam diri kita? Inilah prosesnya:

1. Firman masuk ke dalam hati kita (ayat 20).
Pertama-tama Firman harus masuk ke dalam hati kita. Untuk itu kita perlu memperhatikan cara kita mendengar Firman, karena jika tidak, Firman hanya kita dengar tapi tidak masuk ke dalam hati kita. Kita harus mengarahkan telinga kepada Firman-Nya saja, dan memperhatikan dengan saksama setiap perkataan-Nya. Pastikan setiap Firman yang kita dengar/baca masuk ke dalam hati kita!

2. Firman tersimpan/tertanam di dalam lubuk hati kita (ayat 21).
Firman yang sudah masuk ke dalam hati harus terus direnungkan sampai itu tertanam “dalam-dalam” di dalam lubuk hati kita. Firman itu seperti benih, selama belum ditanam tidak akan menghasilkan buah. Banyak orang hanya menjadi ‘pengoleksi benih’ tapi tidak pernah membuat benih tertanam di dalam dirinya.

Cara menanamkan Firman:
1. Menghafalkan dengan cara memperkatakan terus-menerus.
2. Mengimajinasikan Firman itu terjadi dalam hidup kita.
3. Menyelaraskan area hidup kita yang belum sesuai dengan Firman-Nya.

3. Firman bekerja di dalam hidup kita (ayat 22).
Firman yang sudah tertanam pasti bekerja dalam diri kita, menghidupkan roh dan jiwa kita serta menyegarkan dan menyehatkan tubuh kita. Benih itu mulai bertumbuh dan menghasilkan buahnya.

4. Firman menjadi mata air kehidupan di dalam kita (ayat 23).
Firman itu terus bekerja dalam diri kita sampai menjadi mata air kehidupan. Kita tidak akan mengalami kekeringan rohani lagi. Selalu ada kesegaran dan kekuatan yang baru dari dalam diri kita. Yang perlu kita lakukan adalah terus menjagai hati kita dengan segala kewaspadaan, agar mata air kehidupan itu tidak tersumbat.

5. Firman meluap ke luar dari dalam kita (ayat 24).
Firman yang sudah memenuhi kita pada akhirnya akan meluap ke luar dari dalam mulut kita dan akan mulai menjamah kehidupan yang lainnya. Yang perlu kita lakukan adalah menjagai mulut kita untuk tidak berkata sia-sia, agar Firman keluar secara murni.

6. Firman menjadi visi/destiny hidup kita (ayat 25).
Firman yang sudah memenuhi kita itu juga akan menjadi visi/destiny hidup kita. Firman menjadi satu-satunya alasan kita untuk hidup, segala yang kita lakukan diselaraskan dengan Firman, hidup kita selalu dikobarkan oleh Firman. Firman yang ‘memenuhi’ kita sekarang ‘menguasai’ kita.

7. Firman menjadi jalan hidup kita (ayat 26-27).
Firman yang sudah menguasai kita sekarang menjadi jalan hidup kita. Pada titik inilah Firman akan digenapi:
“ Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.”

Jalan hidup orang benar seharusnya dialami oleh orang percaya, itu sebabnya ketika kita menjalani prosesnya, maka jalan hidup orang benar yang seperti cahaya fajar itu akan kita alami.

Baca juga: Merebut Tanah Perjanjian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*