JANGAN BUNGKAM HATI NURANI DENGAN PERBUATAN BAIK

I Samuel 15:22 Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.

Ketika hati nurani menegur, seringkali kita berusaha membungkam suara hati nurani dengan melakukan pelbagai perbuatan baik. Kita menggantikan kehendak Allah yang dinyatakan oleh hati nurani dengan hal-hal baik. Kita menyadari bahwa kita tidak taat pada kehendak Allah, namun kita beralasan bahwa hal-hal yang kita lakukan ini sama baiknya dengan kehendak Allah, bahkan mungkin lebih baik, lebih indah, lebih luas, lebih besar ruang lingkupnya, lebih berguna, dan lebih besar pengaruhnya daripada yang diinstruksikan Allah. Namun itu tak berguna sama sekali.

Dalam pandangan Allah, yang bernilai adalah berapa banyaknya ketaatan kita kepada Allah, bukan berapa banyaknya lemak atau korban bakaran yang kita persembahkan kepada-Nya. Jika Allah (dalam roh) telah mewahyukan bahwa suatu perkara harus dibereskan, maka segala itikad baik, lembu dan kambing yang tambun, serta emas atau perak yang banyak, tidak akan cukup untuk memuaskan hati Allah.

Suara hati nurani wajib ditaati! Jika tidak, bagaimanapun berhasilnya pekerjaan kita, tetap tidak diperkenan oleh Allah. Bahkan persembahan yang berapa banyak pun, tetap tidak dapat membungkan suara hati nurani. Yang dituntut hati nurani hanyalah kepatuhan kita, bukan pelayanan yang mengagumkan atau persembahan yang menakjubkan.

Doa: O Tuhan Yesus, kami tidak mau membungkam suara hati nurani dengan pelbagai perbuatan baik. Tolong kami ya Tuhan, belas kasihanilah kami. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*