I Timotius 3:16 Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: “Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.”
Kita harus berhati-hati agar jangan mencampuradukkan intuisi dengan emosi. Pada aspek kegairahan, orang Kristen yang emosional memiliki banyak prilaku yang mirip dengan roh, namun itu bukanlah yang diperoleh dari intuisi. Demikian pula pada aspek rasio, orang Kristen yang rasional sering mendapatkan ide-ide yang sepertinya wahyu dari roh, namun itu bukanlah wahyu yang intuitif. Yang emosional sama dengan yang rasional, yaitu milik jiwa dan bersifat jiwani, bukan rohani.
Memang roh memiliki kegairahan, bahkan sering melampaui kegairahan emosi. Tetapi semua prilaku manusia rohani “dibenarkan di dalam roh” (I Tim. 3:16), tidak dibenarkan oleh emosi atau pikiran daging. Jika kita keluar dari kedudukan roh, dan bertindak menurut perasaan dan akal yang jiwani, kita akan segera bingung dan kehilangan pegangan. Seperti Abraham, kita terpaksa harus turun ke Mesir untuk mencari pertolongan pada sesuatu yang dapat dilihat oleh mata dan dijamah oleh tangan. Bukannya mengikuti wahyu dalam intuisi roh, malahan mengikuti pertimbangan pikiran dan perasaan yang jiwani.
Jika roh belum membubung tinggi dan berdaulat sepenuhnya, jiwa akan selalu berperang untuk menentangnya. Jika jiwa terus disangkali, dan roh terus diperbarui sehingga beroleh kekuatan dan pendidikan dari Roh Kudus, maka jiwa akan kehilangan posisinya, dan mau tunduk kepada roh. Jiwa akan menjadi hamba roh, dan tubuh pun akan ditaklukkan menjadi pelayan roh untuk melaksanakan kehendak roh; Pastikan roh kita bersih, tidak dijenuhi oleh pengetahuan dari pikiran dan emosi. Jika dipenuhi opini dan prasangka, kita tidak akan memiliki roh yang kosong dan terbuka untuk menerima kebenaran Allah. Semua ini harus disingkirkan, agar intuisi roh bisa menerima semua yang berasal dari Allah.
Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk tidak mencampur-adukkan emosi dan rasio dengan intuisi. Bersihkanlah roh kami dari semua perasaan, opini, dan prasangka yang berasal dari jiwa. Biarlah roh kami selalu kosong dan terbuka untuk dapat menerima semua yang berasal dari Allah. Amin!