Matius 16:26, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?“
Lukas 9:25, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?“
Jiwa adalah kepribadian manusia, organ pengambil keputusan, dan juga hayat manusia. Dengan demikian kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jiwa adalah “ego sejati” (aku) manusia. Kedua ayat di atas mencatat hal yang sama, namun Matius menerjemahkan psuche dengan “nyawa”, sedang Lukas menerjemahkannya dengan istilah “dirinya sendiri”. Jelaslah bahwa Alkitab menganggap bahwa hayat jiwa manusia sebagai ego (aku) atau diri manusia sendiri. Jadi jiwa sama dengan ego atau aku atau diri sendiri.
Hayat jiwa adalah hayat yang diperoleh manusia dari rahim ibunya sejak ia dilahirkan. Segala sesuatu yang telah ada dan akan ada dalam diri manusia (sebelum percaya) adalah milik hayat jiwa. Jika kita telah mengenal dengan jelas apa yang menjadi milik jiwa, maka kita baru dapat mengenal dengan jelas apa yang menjadi milik roh. Dengan demikian kita dapat membedakan manakah yang rohani dan manakah yang jiwani.
Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk memahami dengan jelas apa yang menjadi milik jiwa dan apa yang menjadi milik roh, sehingga kami dapat membedakan mana yang rohani dan mana yang jiwani. Belas kasihani kami ya Tuhan. Amin!