JIWA MEMANG HIDUP, TAPI
TIDAK DAPAT MEMBERI HAYAT

1 Korintus 15:45 (AYT), “Seperti yang tertulis, “Manusia pertama, Adam, menjadi jiwa yang hidup.” Adam yang terakhir (Kristus) menjadi roh yang memberi hidup.”

Jika sasaran kita benar-benar menghendaki orang menerima hayat di dalam rohnya, kekuatan yang kita pakai haruslah kekuatan Allah sendiri. Jika kita menggunakan kekuatan jiwa, kita pasti gagal, karena walau pun jiwa itu hidup, namun tak dapat memberi hayat. Rohlah yang memberi hayat, dan Alkitab mencatat bahwa Tuhan Yesus telah menjadi roh pemberi hayat.

Bagaimanakah Kristus bisa menjadi roh pemberi hayat? Dia telah menyerahkan hayat jiwanya ke dalam maut (Yes. 53:12). Itu sebabnya orang yang ingin menjadi saluran hayat Tuhan juga harus menyerahkan hayat jiwanya ke dalam maut, dan bekerja dengan hayat rohnya, baru dapat dipakai Tuhan untuk melahirkan kembali orang-orang. Orang yang terus menggunakan hayat jiwanya, tidak mau menyerahkannya ke dalam maut, tidak bisa dipakai Tuhan untuk melahirkan kembali orang-orang.

Menggunakan hayat alamiah sebagai kekuatan pekerjaan rohani adalah suatu hal yang sia-sia. Ciptaan lama tak mungkin menjadi sumber ciptaan baru, juga tak mungkin menjadi pembantu ciptaan baru. Jika kita menerima wahyu Roh Kudus dalam roh, dan mengandalkan kekuatan Roh Kudus, maka semua orang yang mendengarkan kita akan mencela diri sendiri karena diinsafkan akan dosa-dosanya dan roh mereka akan dihidupkan karena menerima hayat Allah. Bahkan jika perkataan yang kita ucapkan sama, itu tetap akan menjadi hayat roh bagi orang yang mendengarnya.

Pekerjaan yang menggunakan kekuatan jiwa akan membuat orang semakin “ketagihan” dan menuntut perasaan serta angan-angan yang sensasional. Karena itu mereka selalu berusaha menghadirkan perasaan dan angan-angan yang sensasional, agar orang tetap mendengarkan mereka. Gagal menghadirkan sensasi akan dianggap sebagai kegagalan rohani. Orang mungkin menerima sensasi, tapi tidak menerima hayat. Pelayanan semacam itu seperti candu atau alkohol yang menimbulkan sensasi sesaaat, tapi merusak tubuh.

Kebutuhan manusia adalah hayat, bukan ide, khayalan, atau rangsangan sensasional. Karena itu kita hanya harus menyerahkan hayat alamiah kita ke dalam maut, dan menyerahkan roh kita kepada Allah untuk digunakan sebagai wadah yang menyalurkan hayat Allah secara besar-besaran kepada sebanyak mungkin orang. Amin!

Doa: Tuhan Yesus, kami menyerahkan hayat jiwa kami kepada maut dan menyerahkan roh kami untuk menjadi wadah yang menyalurkan hayat Allah kepada banyak orang. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*