Waktu dan kehidupan memiliki sifat tidak dapat berhenti, berbalik, atau kembali. Apa pun yang terjadi ia akan terus berjalan dan berputar. Ia tidak akan berhenti atau berbalik atau kembali, kehidupan harus terus berjalan.
Ia tidak akan menunggu Anda, ia akan terus berjalan dan berputar. Segala sesuatu yang hilang mungkin bisa berbalik atau kembali tapi waktu dan kehidupan tidak bisa. Kalau hilang ya hilang, artinya terbuang dengan percuma.
“Kemudian matilah Sara di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan, lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan isterinya yang mati itu, …” (Kejadian 23:2-3).
Banyak orang tidak mengerti akan prinsip di atas, itu sebabnya mereka membuang-buang waktu dan kehidupan secara sia-sia, dengan bermain game, nonton TV, dengan bermalas-malasan sepanjang waktu.
Mereka pikir waktu akan menunggu mereka. Tiba-tiba mereka mendapati usia mereka telah cukup tua dan mereka belum jadi apa-apa, belum punya apa-apa. Setelah semuanya terjadi, barulah mereka menyesal, penyesalan memang selalu datang terlambat!
Ada pula yang membuang waktu dan kehidupan mereka karena mengalami sesuatu yang traumatis, misalnya ditinggal mati oleh orang yang mereka kasihi, seperti anak, isteri, ayah, ibu, dlsb. Mereka berhenti menjalani hidup karena ‘terhanyut’ oleh peristiwa kehilangan tersebut.
Masalahnya adalah waktu tidak mau menunggu Anda. Jika Anda berhenti, Anda yang berhenti, namun waktu dan kehidupan akan terus berjalan. Anda yang akan kehilangan waktu dan kehidupan tersebut.
Belajarlah dari Abraham, ia ditinggal mati oleh Sara, isteri yang sangat dikasihinya. Ia memang menangis dan meratapinya, tapi setelah itu ia bangkit menguburkan Sara dan meninggalkan isterinya yang mati itu. Bukan tidak boleh menangis atau meratap, tapi jangan terhanyut di sana, jangan berlama-lama di sana. Ingat, kehidupan harus terus berjalan. Alkitab pun memberikan nasehat:
“Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan” (1 Tesalonika 4:13).
Mengapa kita tidak boleh membuang waktu dan kehidupan secara sia-sia? Karena waktu dan kehidupan memiliki sifat yang lain, yaitu: ia akan berpihak kepada kita jika kita menggunakannya secara baik dan maksimal.
Waktu dan kehidupan akan sangat berguna dan bisa memberi banyak hal baik kepada kita bila kita bisa menggunakan dan memaksimalkannya. Ia akan sangat berpihak kepada kita, ia menjadi sahabat baik bagi kita. Tapi sebaliknya bila kita terus menyia-nyiakannya, ia akan menjadi musuh kita. Ia bisa menyengsarakan dan membuat kita menderita tanpa batas. Amsal berkata:
“Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa” (Amsal 12:24).
“Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata” (Amsal 15:19).
“Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa” (Amsal 20:4).
Orang malas adalah orang yang suka membuang-buang waktu dan kehidupan secara sia-sia.
Saat kita mengalami sesuatu yang mengenaskan, kita bisa menjadi malas untuk melakukan apa pun juga. Kita juga akan membuang-buang waktu dan kehidupan secara percuma. Karena itu bangkitlah! Jangan terhanyut! Jangan diam! Kehidupan harus terus berjalan!
Baca juga: Langkah-Langkah Untuk Menjadi Orang yang Diberkati Tuhan.