1 Timotius 2:14, “Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa.”
Rasul Paulus mengatakan bahwa bukan Adam yang tergoda, melainkan Hawa. Ini membuktikan bahwa Adam tidak linglung dalam pikirannya pada saat itu, Hawalah yang tersesat dalam pikirannya. Lagipula, jika kita memerhatikan jawaban Hawa ketika ditanya Tuhan, ini memberikan konfirmasi bahwa Hawa memang terpedaya oleh Iblis dalam pikirannya,
Kejadian 3:13, “Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.“
Jika kita membandingkan dengan jawaban Adam, maka kita tahu bahwa penyebab kejatuhan mereka berbeda,
Kejadian 3:12, “Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.“
Adam mengatakan bahwa ia memakan buah itu karena perempuan itu memberikannnya. Jadi Hawa jatuh karena terpedaya oleh Iblis dalam pikirannya, sedang Adam jatuh karena “perempuan” itu. Adam tidak terpedaya atau tertipu dalam pikirannya. Pikirannya masih jernih. Ia tahu buah itu adalah buah terlarang. Ia tahu bahwa semua perkataan ular itu adalah tipu daya. Namun akhirnya ia makan juga, mengapa? Jika kita menggabungkan kedua bagian ayat itu maka kita mengetahui bahwa Adam tidak tergoda atau terpedaya seperti Hawa, melainkan ia “sengaja” berbuat dosa karena isterinya. Ia melihat isterinya telah makan buah terlarang itu, jika ia tidak ikut makan maka kemungkinan besar ia akan terpisah dari isterinya. Maka ketika Hawa memberikan buah itu kepadanya, ia memakannya. Ini bukan masalah pikiran, ini adalah masalah cinta, masalah emosi. Adam mencintai isterinya melampaui batas, sehingga ia berani melanggar perintah Allah demi isterinya. Kepalanya dikuasai oleh emosinya, pertimbangannya takluk kepada cinta dalam emosinya. Iblis mendapatkan tekad Hawa melalui pikirannya, tapi mendapatkan tekad Adam melalui emosinya, cintanya.
Strategi inilah yang seringkali digunakan Iblis untuk menjatuhkan seorang pria, yaitu pertama-tama ia mendapatkan isterinya, lalu melalui isterinya, ia mendapatkan suaminya. Para isteri lebih mudah diperdaya dan disesatkan dalam pikirannya, sedang para suami lebih mudah digoda lewat rasa kecintaannya atau kesukaannya terhadap seseorang atau sesuatu. Dan jika Iblis tidak bisa menjatuhkan pria secara langsung, maka ia akan menjatuhkan pria melalui perempuan yang dicintainya.
Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk tidak mencintai apapun dan siapapun melebihi Engkau. Sehingga kami tidak akan berani melanggar perintah-Mu demi cinta dan kesukaan. Amin!