Ibrani 5:12-14 Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Kita sudah mengetahui bahwa hati nurani dibatasi oleh pengetahuan yang ia miliki, maka ia hanya dapat memimpin menurut apa yang ia ketahui. Ia tidak mungkin menuduh perkara yang belum diketahuinya. Jadi jika dibandingkan dengan standar kekudusan Allah, standar kekudusan hati nurani pasti jauh lebih rendah.
Karena terbatas oleh pengetahuan, maka hati nurani hanya mampu menuduh kesalahan yang telah diketahui, Ini menyebabkan masih banyak perkara yang tidak sesuai dengan kehendak Allah yang tertinggal dalam kehidupan kita. Kekurangan ini diketahui oleh Allah dan oleh orang yang lebih dewasa daripada kita, namun karena kita belum menerima terang, kita tidak mengetahuinya. Ini adalah satu kekurangan yang besar dari hati nurani. Namun karena Allah tidak menghukum perkara yang tidak kita ketahui, Allah “memaklumi” dan tetap berkenan untuk bersekutu dengan kita.
Pengetahuan di sini bukanlah pengetahuan dari akal budi alamiah kita, melainkan dari akal budi rohani, yaitu terang yang berasal dari wahyu Allah dalam roh. Untuk menerima pengetahuan rohani seperti ini dibutuhkan hati yang terbuka. Normalnya, orang yang tidak mau mengingkari suara hati nuraninya memiliki hati yang terbuka terhadap kehendak Allah, itu sebabnya, akal budi rohaninya akan bertumbuh karena akan banyak menerima terang ilahi, sehingga ia semakin banyak mengetahui kehendak Allah.
Semakin memiliki akal budi rohani untuk mengetahui kehendak Allah, maka standar kekudusan hati nuraninya akan semakin bertumbuh, sehingga kesalahan-kesalahan yang dulu tidak dipersalahkan oleh hati nurani akan mulai dipersalahkannya. Ini akan semakin meng-eliminir perilaku yang tidak sesuai dengan kehendak Allah dalam hidupnya. Begitulah caranya Tuhan membuat kita bertumbuh dalam kekudusan! Jika hati kita tidak terbuka untuk mengenal kebenaran dan kehendak Allah, maka kita akan terus menjadi bayi rohani yang tidak bertumbuh dalam kebenaran.
Doa: O Tuhan Yesus, kami ingin mengenal kebenaran dan kehendak-Mu, berikan kami akal budi rohani ya Tuhan, agar kami bertumbuh dalam kebenaran. Amin!