KONSENTRASI PIKIRAN

Roma 12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

Selain jernih dan jelas, pikiran kita juga harus mampu berkonsentrasi. Saya percaya, banyak di antara kita mengetahui bahwa masalah terbesar dalam berdoa adalah pikiran yang bercabang, tidak bisa berkonsentrasi, selalu melayang-layang, terbang ke sana ke mari. Baru berlutut berdoa, pikiran sudah melanglang buana ke seluruh dunia. Dan kalau sudah melanglang buana seperti itu, sulit sekali untuk menarik dan mengendalikannya. Inilah yang disebut pikiran yang melayang-layang. Mungkin kita bisa tidak sadar ketika memiliki pikiran yang tidak jernih, tetapi kita tahu jelas apa yang dimaksud dengan pikiran yang melayang-layang.

Untuk memiliki pikiran yang terkonsentrasi perlu latihan untuk mendisiplin pikiran. Cara melatihnya adalah dengan mengendalikan pemikiran angan-angan kita. Jangan biarkan angan-angan kita liar. Ada orang yang terlalu kendor dalam pikirannya sehingga terumbar, sedikit pun tidak dikendalikan, tidak dibatasi. Pikiran semacam ini seperti kuda liar tanpa kekang. Belajarlah mengendalikan pikiran dan jangan membiarkan pikiran menerawang liar. Batasilah pikiran agar tidak berpikir melewati batas yang wajar. Pikirkanlah hal-hal yang pantas yang berkaitan dengan tugas atau tanggung jawab kita. Berpikirlah secara rinci tapi menyeluruh, sehingga ada pembatasan. Jangan biarkan pikiran meluas kemana-mana.

Contoh: Hari ini kita ingin mengunjungi seorang teman. Kita perlu mempertimbangkan sejenak mau lewat jalan mana, naik kendaraan apa, kapan waktu terbaik untuk pergi, apa yang akan dilakukan di sana, dan kapan harus pulang. Ini adalah contoh membatasi pikiran. Memikirkan yang pantas, yang seharusnya, dengan berpikir secara rinci tapi menyeluruh. Banyak orang berpikir secara liar, mereka berkata, “Lihat nanti saja! Mau lewat jalan mana, mau naik kendaraan apa, mau kapan perginya, mau kapan pulangnya, lihat nanti saja!” Artinya pikirannya tidak dibatasi. Jika kita tidak melatih pikiran untuk dibatasi, maka pikiran akan terlatih untuk menjadi liar dan tanpa pembatasan. Tidak heran, pikiran kita akan kacau, berantakan, mudah lupa, liar tanpa kekang, dan sulit dikendalikan.

Setiap kali pikiran kita liar, carilah kesibukan, misalnya membaca buku. Dengan demikian pikiran dibatasi, dilokalisir, sehingga tidak liar. Jika dibiarkan, maka pikiran akan semakin liar. Lagi pula, musuh seringkali menembakkan panah apinya ke dalam pikiran kita, dengan memunculkan pemikiran-pemikiran atau pertanyaan-pertanyaan yang sebetulnya kita tidak ingin memikirkannya. Belajarlah menolak semua pemikiran yang muncul yang bukan berasal dari diri kita sendiri dan juga bukan berasal dari Tuhan, karena kalau pemikiran itu bukan dari diri kita sendiri dan bukan dari Tuhan, berarti itu adalah panah api yang ditembakkan si jahat ke dalam pikiran kita.

Jika sudah ditolak ia datang lagi bagaimana? Ya tolak lagi! Sampai kapan menolaknya? Sampai ia tidak datang lagi! Tapi kalau sudah ditolak, ia bukannya pergi malah makin ganas bagaimana? Kita boleh berhenti menolaknya dan tidak menghiraukan pikiran itu! Lakukan saja kesibukan yang lain dan jangan menghiraukan pemikiran itu. Ia akan sirna. Ringkasnya, untuk berkonsentrasi dengan baik, kita perlu belajar mengendalikan pikiran kita dan menolak pikiran yang dipanahkan oleh si jahat ke dalam pikiran kita. Setelah melalui latihan seperti itu, pikiran kita akan tepat, sehingga ketika berdoa, pikiran akan menuruti pengaturan kita dan akan mampu berkonsentrasi.

Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk tidak membiarkan pikiran kami menjadi liar tanpa kekang, melainkan membatasi dan mengendalikannya. Kami menolak setiap panah api dari si jahat yang ditembakkan ke dalam pikiran kami, kami hanya mau memikirkan apa patut kami pikirkan, kami hanya mau memikirkan hal-hal yang dari roh, kami hanya mau memikirkan Kristus. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*