Banyak orang ingin menjadi kaya, bahkan orang rela melakukan apa saja demi bisa menjadi orang kaya. Kalau dengan cara halal tidak bisa, jalan haram pun ditempuhnya. Kalau takut menempuh jalan haram, maka cara semi haram pun coba dilaluinya. Pokoknya coba menempuh semua cara untuk bisa menjadi kaya.
Itu sebabnya semua seminar sukses yang dibuat oleh para guru sukses selalu ramai dihadiri pengunjung. Awalnya gratis, tapi selanjutnya harus bayar mahal. Tapi karena sudah dibangkitkan hasrat untuk menjadi kayanya, tidak sedikit yang ‘masuk perangkap’ dan rela membayar berapa pun harganya, bahkan kalaupun harus berhutang. Apakah mereka berhasil? Belum tentu!
Lalu bagaimana? Kalau begitu orang Kristen tidak boleh dan tidak bisa menjadi orang kaya donk?
Selanjutnya …
Hasrat untuk menjadi kaya inilah yang memerangkap orang untuk masuk ke dalam jerat untuk mengejar kekayaan yang seringkali hanya berujung pada jurang kekecewaan dan kefrustrasian yang dalam.
Itulah sebabnya Alkitab berkata:
“Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini” (Amsal 23:4).
“Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan” (I Timotius 6:9).
Lalu bagaimana? Kalau begitu orang Kristen tidak boleh dan tidak bisa menjadi orang kaya donk? Tuhan tidak ingin dan tidak akan menjadikan kita “orang kaya.” Lebih dari pada itu, Tuhan ingin dan akan menjadikan kita “orang yang diberkati!”
Karena Alkitab berkata,
“Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya” (Amsal 10:22).
Alkitab memberikan contoh orang yang diberkati Tuhan sehingga menjadi kaya, yaitu Ishak.
“Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya” (Kejadian 26:12-13).
Alkitab mencatat, apa yang dikerjakan Ishak sangat menghasilkan sehingga ia menjadi sangat kaya. Penyebabnya sederhana, yaitu: Ia diberkati Tuhan.
Jadi, mulai hari ini mari kita ubah hasrat untuk menjadi orang kaya menjadi hasrat untuk menjadi orang yang diberkati Tuhan. Tujuan menentukan apa yang akan kita lakukan dan bagaimana melakukannya
Langkah-langkah untuk menjadi orang yang diberkati Tuhan (Kejadian 26: 1-13):
1. Terhubung akurat dengan seorang pemimpin yang hidup secara akurat di hadapan Tuhan.
“Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, …, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. …, karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku.” (Kejadian 26:3-5)
Salah satu penyebab utama mengapa Tuhan memberkati Ishak adalah karena Abraham, bapanya. Tuhan yang mengatakan itu. Dia ingin memberkati Ishak dalam kerangka untuk menggenapi janji yang telah Dia ikrarkan kepada Abraham, karena Abraham hidup secara akurat di hadapan-Nya. Ia hidup menurut segala perintah, ketetapan, dan hukum Tuhan.
Jika kita terhubung secara akurat dengan seorang ‘bapa/pemimpin’ yang diberkati Tuhan, maka kita akan ‘kecipratan’ berkat Tuhan juga. Hubungan yang akurat membuat berkat mengalir tanpa hambatan kepada hidup kita.
2. Belajar taat, apa pun resikonya.
“Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: “Janganlah pergi ke Mesir, …. Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, …. Jadi tinggallah Ishak di Gerar” (Kejadian 26:2-3, 6).
Di Gerar terjadi bencana kelaparan. Agar tidak mengalami kelaparan seharusnya Ishak pergi ke Mesir yang tidak ada bencana kelaparan. Semua orang melakukan itu. Tapi Tuhan berfirman: “Jangan pergi ke Mesir, tetaplah tinggal di Gerar.” Dan Ishak menaatinya walaupun dengan resiko ia dan seluruh keluarganya mengalami kelaparan
Dengan jelas dan tegas Alkitab berkata bahwa orang yang taat akan diberkati Tuhan. Mereka tidak mencari-cari berkat, berkat yang datang sendiri kepada mereka.
“Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah …” (Ulangan 28:1-13),
3. Menabur “di tanah itu.”
“Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN.” (Kejadian 26:12)
Menjadi orang yang diberkati sehingga berkat datang sendiri bukan berarti kita tidak perlu mengerjakan apa pun. Setiap hari hanya duduk bengong menantikan berkat datang. Sepanjang yang saya tahu, orang taat tidak pernah malas dan orang malas biasanya tidak taat.
Orang malas tidak diberkati Tuhan, orang taat yang diberkati Tuhan. Ishak menabur di tanah itu dan karena ia diberkati Tuhan, taburannya menghasilkan seratus kali lipat. Berkat Tuhan membuat apa yang kita kerjakan menghasilkan berlipat ganda, melampaui apa yang biasanya terjadi. Tapi penyebab mengapa Tuhan memberkati taburan Ishak adalah karena ia menabur di ‘tanah itu.’
Apa maksudnya? Tanah itu adalah tanah yang Tuhan perintahkan untuk Ishak tinggal dan bekerja di sana. Sehingga tanah itu menjadi tanah yang sudah diberkati Tuhan. Itulah yang menyebabkan ketika Ishak menabur, hanya dalam kurun waktu setahun, bisa menghasilkan seratus kali lipat.
Itulah langkah-langkah untuk menjadi orang yang diberkati Tuhan. Pastikan kita menabur di ‘tanah itu.’ Kita mengerjakan lahan yang memang diperuntukkan Tuhan bagi kita, maka dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama apa yang kita kerjakan akan menghasilkan secara luar biasa melampaui apa yang biasanya terjadi.
Baca juga: Allah yang Akan Menyediakan.