Memahami Keadilan Allah (1)

Seringkali orang merasa diperlakukan tidak adil dan mempertanyakan dimanakah letak keadilan? Mengapa seolah-olah Allah membiarkan segala ketidakadilan terjadi? Mengapa aku selalu mengalami ketidakadilan? Mengapa aku selalu diperlakukan tidak adil? Apakah Allah akan memberikan keadilan-Nya kepadaku? Kapankah aku bisa mengalami keadilan Allah? Untuk menjawab itu, kita perlu memahami keadilan Allah yang sebenarnya.

Memahami Keadilan Allah
Memahami Keadilan Allah

Seandainya kita bisa memahami konsep keadilan Allah dengan benar, maka berbagai pertanyaan konflik batin tersebut akan bisa diminimalisir, karena kebanyakan perasaan ‘ketidakadilan’ yang dialami seseorang seringkali disebabkan adanya perbedaan sudut pandang antara konsep keadilan Allah dan konsep keadilan kita sebagai manusia. Mari kita pahami beberapa konsep keadilan yang diajarkan Alkitab:

1. Keadilan tidak sama dengan penyamarataan.
Seringkali kita menganggap keadilan adalah tindakan memperlakukan orang dengan sama rata. Jika kita tidak diperlakukan sama rata, kita akan berteriak: “TIDAK ADIL!”

Contoh:
Ada 2 orang kakak beradik berkelahi. Si kakak adalah seorang pria berusia 17 tahun, sedang si adik adalah seorang wanita berusia 12 tahun. Karena ingin bertindak adil, ayah mereka menghukum dengan memberikan sabetan masing-masing sebanyak 3 kali, dengan kekuatan yang sama persis, supaya adil.

Benarkah itu tindakan keadilan? Dengan memperlakukan keduanya sama rata, malah kita melihat ketidak-adilan di sana. Si kakak adalah pria sedang adiknya wanita dan usia mereka terpaut cukup jauh. Harusnya si adik menerima sabetan lebih sedikit dan lebih lemah dari pada si kakak, mengingat ia seorang wanita dan lebih kecil. Tapi seandainya si ayah melakukan hal itu si kakak akan berteriak: “TIDAK ADIL! Mengapa aku dipukul lebih banyak dan lebih keras?!” Karena konsep si kakak tentang keadilan adalah: semua orang harus diperlakukan sama rata.

“Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat” (Yakobus 3:1).

Seorang guru dihakimi menurut ukuran yang lebih berat dari pada muridnya. Mengapa? Karena guru sudah lebih banyak tahu tentang kebenaran dari pada muridnya. Semakin banyak yang Tuhan beri dalam hidup kita semakin besar tuntutan dan tanggung jawabnya. ITULAH KEADILAN!

Tuhan memperlakukan orang per orang secara berbeda, sesuai dengan kedewasaannya, ukuran imannya, takaran anugerah yang sudah bekerja dalam dirinya, dlsb. ITULAH KEADILAN!

2. Keadilan adalah hak prerogatif Allah yang berhubungan dengan kedaulatan-Nya sebagai Allah.
“Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! Sebab Ia berfirman kepada Musa: “Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.” Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.” (Roma 9:14-16)

Tuhan memberikan keadilan-Nya bukan berdasarkan kehendak kita atau usaha kita, melainkan berdasarkan kemurahan hati-Nya. Keadilan adalah hak prerogatif Allah yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Semua orang boleh berkata: “TIDAK ADIL!!” tapi Dia akan tetap adil karena keadilan sudah menjadi sifat dasarnya.

Mungkin Anda bertanya: “Kalau keadilan adalah hak prerogatif Allah, apa yang bisa kita lakukan?” Meskipun Allah memberikan keadilan dalam kedaulatan-Nya, tapi tetap ada koridor atau prasyarat yang menjadi dasar dalam menentukan keputusan-Nya. Jika kita memahami koridor-koridor tersebut kita akan dapat menyelaraskan diri dan menerima keadilan-Nya.

Memahami keadilan Allah sangatlah penting agar kita tidak cenderung menyalahkan Tuhan atas keadaan-keadaan kita.

Baca pula: Berdoa Sampai Menang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*