Ibrani 4:12, “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.“
Latar belakang kitab Ibrani berkaitan dengan pengajar-pengajar Yahudi yang menyelewengkan umat dari kenikmatan atas Kristus. Mereka mengajak orang Ibrani untuk kembali memelihara hukum Taurat. Itu sebabnya penulis Ibrani memberitahu umat bahwa kita harus mengontak Kristus yang hidup dan menikmati Kristus yang hidup ini, bukan berkontak dengan agama.
Kita tidak memerlukan agama, kita memerlukan pribadi yang hidup, yaitu Yesus Kristus, sebagai pohon hayat. Jika ingin berhubungan dengan agama, kita bisa menggunakan jiwa, pikiran kita. Namun jika ingin berhubungan dengan Kristus, Roh pemberi hayat, kita harus belajar menggunakan roh kita. Bagi orang yang sungguh ingin berhubungan dengan Kristus, jiwa benar-benar merupakan masalah dan penghalang terbesar. Jiwa begitu menipu dan mengganggu. Karena itu jiwa harus dipisahkan dari roh. Bagaimana memisahkan jiwa dari roh? Ibrani 4 mengatakan bahwa firman Allah yang hidup dan kuat (berkuasa) dapat memisahkan jiwa dan roh kita.
Yang perlu kita perhatikan adalah bahwa firman Allah itu hidup. Jika kita membaca firman Allah, dan tidak merasa itu hidup, berarti kita belum menjamah firman Allah, belum melihat firman Allah. Kita belum menjamah Allah dan belum melihat Allah. Firman Allah bukan saja hidup, tetapi juga kuat atau berkuasa. “Hidup” ditujukan kepada mutu hakikinya, sedang “berkuasa” ditujukan pada kemampuannya untuk menggenapkan pada diri kita apa yang Tuhan ingin genapkan.
Firman Allah juga tajam, lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun. Ia dapat menusuk amat dalam, sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum. Sendi dan sumsum adalah bagian terdalam dalam tubuh manusia. Pedang bermata dua dapat memisahkan sendi dan sumsum, tapi tidak bisa memisahkan jiwa dan roh. Firman Allah lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun, sehingga dapat menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh. Hanya terang firman Allah yang dapat memisahkan dan membedakan mana yang berasal dari Allah dan mana yang berasal dari diri sendiri.
Ada banyak hal yang kita sangka berasal dari Tuhan, faktanya semua berasal dari diri kita sendiri. Mulanya dengan begitu mudah kita berkata, “Semua yang kulakukan adalah bagi Tuhan,” sampai firman Allah menerangi, baru kita menyadari, ternyata yang bagi Tuhan itu sangat sedikit, sebagian besar adalah bagi diri kita sendiri. Ada banyak pekerjaan yang kita katakan Tuhanlah yang mengerjakannya, namun faktanya kita sendirilah yang mengerjakannya. Banyak pengajaran yang kita sangka Tuhanlah yang memberikan kepada kita, tetapi ketika terang firman Allah menyoroti, baru kita sadar bahwa hanya teramat sedikit yang Tuhan katakan kepada kita, bahkan mungkin Tuhan sama sekali tidak mengatakannya. Banyak pekerjaan yang kita pikir Tuhanlah yang menyuruh kita untuk melakukannya. Namun saat terang dari sorga datang, baru kita menyadari bahwa begitu banyak pekerjaan, semuanya inisiatif dari tubuh insani kita belaka. Begitu terang firman menyorot, roh dan jiwa akan terpisah, pertimbangan dan pikiran hati pun dapat dibedakan.
Firman Allah itu hidup dan kuat, lebih tajam dari pedang bermata dua mana pun. Ketika menusuk, firman dapat memisahkan jiwa dan roh. Bagaimana cara memisahkannya? Dengan cara mengungkapkan pertimbangan dan pikiran hati kita. Jika tidak diterangi oleh firman Allah, tidak seorang pun dapat mengenali hatinya sendiri. Ketika terang firman datang, baru kita dapat mengenali bahwa sesungguhnya segala yang kita kerjakan adalah bagi diri sendiri, untuk kepuasan diri sendiri, bagi kemuliaan diri sendiri, untuk mengagungkan diri sendiri dan membangun diri sendiri.
Bila kita ingin menjadi orang yang tepat, yang berguna dalam tangan-Nya, kita harus menggunakan organ yang tepat dalam berhubungan dengan-Nya, yaitu: roh kita. Tapi seringkali jiwa mengganggu dan menipu kita. Itu sebabnya kita perlu mengizinkan sorotan terang firman Allah, menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dari roh kita.
Doa: O Tuhan Yesus, soroti kami dengan terang firman-Mu sehingga kami dapat membedakan pertimbangan dan pikiran hati kami, memisahkan jiwa dan roh kami. Amin!