
“Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku” (I Korintus 15:10).
Dari pernyataan Rasul Paulus ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa anugerah bisa dimultiplikasikan atau disia-siakan. Paulus adalah contoh orang yang telah berhasil memultiplikasikan anugerah sedemikian rupa sehingga dia bisa menjadi seorang hamba Tuhan yang dipakai luar biasa oleh Tuhan.
Kalau Rasul Paulus dapat melakukannya, kita juga bisa! Untuk itu ada beberapa prinsip yang harus kita pahami tentang anugerah:
1. Pada mulanya semua orang menerima takaran anugerah yang sama.
Paulus, sama seperti orang Kristen lainnya, menerima takaran anugerah yang sama pada awalnya. Kita semua mulai di titik yang sama, hanya seringkali melanjutkan dan mengakhirinya di titik yang berbeda-beda.
2. Anugerah selalu dimulai dengan Firman.
Saat Tuhan ingin memberikan Anugerah-Nya kepada seseorang Dia selalu memulainya dengan memberikan Firman-Nya kepada orang tersebut. Paulus pun demikian,
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? “Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat” (Kisah Para Rasul 9:3-6).
3. Anugerah tidak diberikan dalam kepasifan.
Anugerah adalah kemampuan Ilahi yang diberikan karena kita meresponi Firman-Nya dengan aktif. Paulus menerima Firman dan Dia responi secara aktif. Dia segera melakukan sesuai yang difirmankan, itulah yang menyebabkan anugerah tercurah dalam hidupnya. Anugerah tidak diterima dalam kepasifan, tetapi karena keagresifan kita dalam meresponi Firman-Nya.
4. Untuk anugerah dapat bermultiplikasi kita harus mengerjakannya.
Semua yang Tuhan berikan dalam hidup kita selalu punya sifat: akan berkembang bila dikerjakan dan akan mati/sia-sia bila tidak dikerjakan. Demikian pula dengan anugerah. Anugerah tidak dapat bermultiplikasi jika kita pasif. Anugerah harus dikerjakan, dan sebanyak kita mengerjakannya sebanyak itulah anugerah akan bermultiplikasi.
”Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. … Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta” (Matius 25:20, 22).
Paulus pun berkata,
”Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya” (Efesus 3:7).
Paulus telah melakukan bagiannya, sekarang giliran Anda untuk memultiplikasikan anugerah yang telah dianugerahkan Allah kepada Anda.
Baca juga: Firman Kasih Karunia.