Yohanes 4:24, “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.“
Tujuan utama kita menyelidiki seluk-beluk roh manusia adalah agar orang Kristen tahu, bahwa manusia memiliki roh yang independen. Roh tidak sama dengan dan bukan pikiran, emosi, atau tekad. Di dalam roh, Allah melahirkan kita kembali, mengajar, dan memimpin kita untuk menikmati perhentian-Nya. Sayangnya, karena orang Kristen telah terlalu lama berada di bawah pengaruh jiwa, maka pengenalannya terhadap roh sangat dangkal dan miskin.
Sebelum dilahirkan kembali, roh manusia terbenam dalam jiwa, bahkan terselubung dan terjalin menjadi satu dengan jiwa. Fungsi dan kesadaran roh berbaur dengan jiwa, sehingga manusia tak dapat membedakan mana yang berasal dari jiwa dan mana yang berasal dari roh. Ditambah lagi, fungsi utama roh terhadap Allah telah hilang, bahkan mati, maka roh seolah-olah hanya menjadi organ lampiran dari jiwa, sehingga fungsi roh tidak disadari. Itu sebabnya, setelah dilahirkan kembali, kita masih memerlukan pekerjaan pemisahan jiwa dengan roh.
Orang Kristen harus menyembah dan bersekutu dengan Allah dalam roh, bukan dalam jiwa. Jika ia tidak mengenal apa yang dimaksud dengan rohnya sendiri, bagaimana ia bisa menyembah dan bersekutu dengan Allah dalam roh? Ia sangat mungkin keliru, yaitu menggantikan pekerjaan roh dengan pekerjaan pikiran atau emosi yang berasal dari jiwa.
Kita perlu sungguh-sungguh meminta Allah mengajar kita dalam pengalaman, agar kita secara tepat mengenal mana yang rohani, dan mana yang jiwani. Apa yang selama ini diklaim sebagai suara Tuhan, tuntunan Roh, atau pewahyuan Roh, jangan-jangan semua berasal dari jiwa dan bukan dari roh. Di sinilah Iblis dengan mudah mempermainkan orang Kristen dan menyelewengkan mereka dari tujuan semula Allah.
Saya mendapati bahwa mereka yang paling sulit diajar dan dipimpin adalah mereka yang “merasa” telah bisa mendengar suara Tuhan. Menurut akal sehat, bukankah seharusnya orang yang mendengar suara Tuhan dan mengikuti tuntunan roh, justru akan lebih mudah diajar dan dipimpin? Mendengar suara Tuhan dan menuruti tuntunan Roh tidak akan menghilangkan akal sehat kita. Justru semakin kita mendengar suara-Nya dan menuruti tuntunan-Nya (secara tepat), kita akan semakin memiliki akal sehat.
Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk dapat membedakan mana yang berasal dari roh dan mana yang berasal dari jiwa, agar kami menjadi manusia yang rohani, dan bukan manusia yang jiwani. Amin!