MENGIKUTI PIMPINAN DAN KEHENDAK
ALLAH MELALUI INTUISI ROH

Kisah Para Rasul 16:6-10 Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!” Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.

Bukan hanya pengetahuan kita yang pertama harus diperoleh dalam roh, yang selanjutnya juga harus begitu. Allah hanya mewahyukan kehendak-Nya di dalam roh kita, jadi yang tidak berasal dari roh pasti bukan kehendak Allah. Jika kita belum menerima wahyu dalam roh, semua yang kita pikirkan dan senangi, atau yang kita tetapkan, meskipun itu adalah hal yang rohani, dalam pandangan Allah mati adanya.

Orang Kristen sering menuruti pikirannya yang muncul tiba-tiba, atau pikiran yang timbul setelah berdoa, atau “api hangat” dalam tubuh, atau alasan-alasan yang cukup kuat, atau keputusan rasio, padahal semuanya itu tak lain adalah aktivitas manusia lama belaka. Kehendak Allah tidak dapat diketahui melalui pikiran, perasaan, dan kesukaan. Allah hanya mewahyukan kehendak-Nya di dalam roh. Tanpa beroleh wahyu dalam roh, semuanya adalah prilaku ego semata.

Wahyu datang dari Roh Kudus masuk ke dalam roh kita, dan roh kita mengetahui kehendak Allah itu melalui fungsi intuisi. Lalu intuisi ini menyampaikan kehendak Allah yang telah diketahuinya ke dalam pengertian pikiran. Setelah pikiran mengerti kehendak Allah baru kita tahu bagaimana harus melaksanakannya.

Jika kita tidak mencari kehendak Allah dalam roh, malahan setiap hari memikirkannya dalam pikiran, niscaya sehari suntuk kita akan merasa bingung tanpa pedoman. Kalau pun kita telah meyakini sesuatu sebagai kehendak Allah, karena angan-angan kita bisa berubah-ubah setiap saat, maka keyakinan kita itu bisa melemah di tengah jalan. Jika menerima wahyu dalam roh, kita akan mempunyai hati yang percaya sedalam-dalamnya, tahu persis tanpa keraguan sedikit pun kalau yang sedang kita lakukan adalah benar-benar kehendak Allah.

Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk mencari kehendak Allah dalam roh, bukan memikirkannya dalam pikiran, agar kami dapat sungguh-sungguh yakin akan kehendak-Mu dan melaksanakannya. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*