I Korintus 2:13 Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.
_Terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK):
Sebab itu, bila kami menjelaskan hal-hal mengenai Allah kepada orang-orang yang mempunyai Roh Allah, kami tidak mengemukakannya menurut kebijaksanaan manusia, melainkan menurut ajaran Roh Allah.
Setelah mengetahui perkara-perkara Allah dalam roh, tentu kita berkewajiban untuk mempersekutukannya kepada orang Kristen lain. Dalam hal ini kita perlu meneladani rasul Paulus. Dengan tegas rasul menjelaskan bahwa ia tidak memberitakan perkara-perkara Allah dengan hikmat manusia. Hikmat manusia adalah milik pikiran, produksi otak manusia. Rasul tidak menggunakan kata-kata yang timbul dari pikiran untuk menyampaikan perkara-perkara Allah yang diketahuinya di dalam roh.
Secara manusiawi, sebetulnya rasul Paulus adalah orang yang berhikmat. Ia mahir berkhotbah, ia tahu bagaimana cara mengutarakan, ilustrasi apa yang perlu ditambahkan, atau dibagi dalam berapa bagian. Namun ia tidak menggunakan perkataan-perkataan yang berasal dari hikmat manusia. Ia menyampaikannya dengan perkataan yang diajarkan oleh Roh Kudus dalam intuisi rohnya.
Ketika menjelaskan perkara-perkara rohani, kita harus menggunakan perkataan rohani, bukan perkataan jiwani. Perkataan rohani adalah perkataan yang diajarkan oleh Roh Kudus dalam roh kita, inilah hikmat Allah. Perkataan jiwani adalah perkataan yang berasal dari pengetahuan dalam pikiran kita, inilah hikmat manusia.
Doa: Tuhan Yesus, ajar kami untuk memberitakan perkara rohani dengan perkataan yang diajarkan Roh Kudus dalam roh kami, bukan perkataan yang diajarkan oleh hikmat manusia. Amin!