Yesaya 58:9, “Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah.“
1 Yohanes 3:21, “Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah.“
Satu hal yang perlu diperhatikan ketika menyeru nama Tuhan adalah bahwa kita harus menyeru nama Tuhan dengan hati nurani yang murni, tanpa kesalahan. Karena jika hati nurani menuduh kita (karena ada kesalahan yang sudah diterangi oleh Tuhan namun belum diakui oleh kita), maka kita tidak akan memiliki keberanian percaya untuk mendekati Allah, sehingga seruan kita kepada nama-Nya akan menjadi seruan yang kosong dan tidak berkuasa.
Dalam Yesaya 58:9, Tuhan memberitahukan kepada umat-Nya, mengapa Dia tidak merespon ketika umat memanggil nama-Nya: Disebabkan karena mereka masih melakukan banyak kesalahan. Mereka mengenakan kuk kepada sesamanya, mereka masih menunjuk-nunjuk orang dengan jari, dan masih memfitnah.
Kehidupan adalah dasar dari seruan kita. Jika kehidupan kita masih banyak kesalahan di hadapan Tuhan, maka hati nurani akan menuduh kita. Jika hati nurani menuduh, maka kita tidak akan memiliki keberanian percaya untuk mendekati Allah, artinya kita tidak memiliki iman. Dan tanpa iman, seruan kita akan kosong dan tidak berkuasa. Itu sebabnya, seberapa keras pun Anda menyeru nama Tuhan, tidak akan ada dampaknya, jika hati nurani belum dimurnikan dengan mengakui semua dosa dan kesalahan yang telah diterangi oleh Tuhan (1 Yoh. 1:9). Perhatikan bahwa pengakuan dosa itu berdasarkan terang Tuhan, bukan berdasarkan introspeksi diri kita sendiri.
Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk selalu mengaku dosa secara tuntas di hadapan-Mu menurut terang yang Engkau berikan, sehingga hati nurani kami menjadi murni tanpa kesalahan, dan seruan kami menjadi berbobot. Amin!