PEMISAHAN ROH DARI JIWA
OLEH IMAM BESAR AGUNG

Ibrani 4:12, “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”

Pemisahan roh dari jiwa adalah hal yang sangat penting. Ini bukan sekedar doktrin, tapi harus sungguh-sungguh dialami dalam kehidupan orang Kristen. Untuk memisahkan roh dari jiwa kita, Imam Besar Agung kita, yaitu Yesus Kristus, akan menggunakan pedang Roh, yaitu firman Tuhan, untuk membedah kedalaman batin kita, menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh kita, hingga kita bisa mengenali dan membedakan mana fungsi roh dan mana fungsi jiwa, mana penyataan roh dan mana penyataan jiwa, serta mana perbuatan roh dan mana perbuatan jiwa.

Hal ini menuntut kerelaan dan keterbukaan kita. Jika terus terbuka untuk menerima terang pembedahan-Nya, maka kita akan bisa membedakan mana yang berasal dari jiwa dan mana yang berasal dari roh, sehingga kita bisa hidup menurut roh dan menolak semua perbuatan jiwa. Dengan demikian kita akan mengalami kehidupan rohani yang murni tanpa terpengaruh dan tercampur dengan jiwa. Jika belum diterangi, maka roh akan selalu dipengaruhi dan dicampuri oleh jiwa, dan kita akan terus menganggap apa yang jiwani itu rohani.

Jika kita membaca ayat selanjutnya (ayat 14), Alkitab mewahyukan Yesus sebagai Imam Besar Agung. Pada masa Perjanjian Lama, umat Allah mempersembahkan korban, kemudian imam menyembelih korban itu dengan pisau yang sangat tajam. Imam menusuk amat dalam sampai sendi-sendi dan sumsumnya pun terpisahkan. Dengan demikian semua yang tadinya tersembunyi di dalam, yang tidak kelihatan dan tidak diketahui, terbuka semuanya. Setelah itu baru imam membakarnya sebagai suatu korban persembahan kepada Allah.

Yesus Kristus, Sang Imam Besar Agung, ingin memisahkan jiwa dan roh kita dengan firman Allah yang hidup dan kuat, yang lebih tajam daripada pedang bermata dua manapun. Ia menusuk amat dalam, mengeratnya sedikit demi sedikit, sampai memisahkan jiwa dan roh kita, sehingga jiwa tidak lagi mempengaruhi roh, roh tidak lagi dikuasai jiwa, dan kita bisa membedakan dengan sangat jelas tanpa kerancuan sedikit pun, mana yang berasal dari roh, dan mana yang berasal dari jiwa. Demikianlah kita bisa menolak semua yang bersumber dari jiwa dan menuruti semua yang bersumber dari roh.

Doa: O Tuhan Yesus, kami rela dan terbuka untuk dibedah, diterangi, dan ditelanjangi, sampai kami bisa membedakan dengan jelas tanpa kerancuan, mana yang berasal dari jiwa, dan mana yang berasal dari roh, sehingga kami dapat menolak semua yang bersumber dari jiwa dan menuruti semua yang bersumber dari roh. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*