PENDOA ADALAH SEORANG YANG SELALU MENANTI DI HADAPAN ALLAH

Kejadian 18:16-17 Lalu berangkatlah orang-orang itu dari situ dan memandang ke arah Sodom; dan Abraham berjalan bersama-sama dengan mereka untuk mengantarkan mereka. Berpikirlah TUHAN: “Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?

18:20-23 Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: “Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya.” Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN. Abraham datang mendekat dan berkata: “Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?”

Salah satu contoh doa terbaik dalam Alkitab adalah doa Abraham dalam Kejadian 18 ini. Beberapa prinsip yang sangat penting terkandung di dalamnya. Ketika Allah menampakkan diri kepada Abraham, ia tidak segera meminta ini dan itu, ia hanya menanti dan melayani Allah dengan setia (ayat 1-8). Lalu ketika tamu-tamu sorgawi itu hendak berangkat ke Sodom, ia mengantarkan mereka dan kembali menanti di hadapan-Nya, sampai Tuhan memberitahukan mengenai apa yang akan Ia lakukan terhadap Sodom. Setelah diberitahukan pun, Abraham masih berdiri menanti di hadapan Tuhan, dan perlahan-lahan ia mendekat dan berkata, “Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?” Dari situlah Abraham memulai doa syafaatnya untuk Lot.

Maksud Allah menyinggung Sodom adalah ditujukan kepada Lot. Allah menghendaki seseorang berdoa untuk Lot agar Ia memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lot. Abraham menangkap isi hati Allah ini, ia langsung berdoa untuk Lot di hadapan Allah. Hebatnya, baik Allah maupun Abraham tidak menyebut nama Lot, tetapi hati Allah dan hati Abraham terletak pada Lot. Dan kita tahu akhir ceritanya, Allah mendengar doa Abraham dengan menyelamatkan Lot dan keluarganya sebelum menghancurkan Sodom.

Abraham dapat memiliki doa yang menjamah hati Allah karena ia adalah orang yang menanti di hadapan Allah. Ia tidak memiliki banyak pendapat, permintaan, dan saran; ia adalah orang yang menghentikan aktivitas dirinya di hadapan Allah. Ia menanti di hadapan Allah, memberi Allah kesempatan berbicara, kemudian ia berdoa sesuai dengan apa yang telah Allah firmankan. Dari sini kita bisa belajar pelajaran berdoa, bahwa ketika berdoa, kita harus menghentikan diri sendiri. Maksud, emosi, pikiran, dan tekad harus dihentikan sampai taraf tertentu sehingga kita bisa menantikan Allah menyatakan maksud hati-Nya sendiri.

Ini bukan berarti kita perlu mengunci diri kita dalam kamar seharian untuk menantikan Allah. Ini hanya berarti bahwa dalam hidup kita sepanjang hari, kita harus memiliki cukup waktu untuk menanti di hadapan Allah. Kita tidak seharusnya sembarangan membuka mulut kepada Allah, atau dengan ceroboh meminta sesuatu kepada Allah. Sebaliknya, kita harus selalu memelihara roh, motivasi, sikap, dan keadaan yang memberi Allah kesempatan untuk membuat kita merasakan perasaan-Nya dan membiarkan Dia menyatakan maksud hati-Nya di dalam roh kita. Kita seharusnya menunggu sampai kita menjamah kehendak Allah dan perasaan-Nya kemudian baru berdoa. Inilah doa yang dimulai oleh Allah di dalam kita.

Doa: O Tuhan Yesus, biarlah kami menjadi orang yang selalu menanti di hadapan-Mu, sampai kami menjamah kehendak dan perasaan-Mu untuk menjadi bahan pembicaraan kami dengan Engkau di dalam doa. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*