Sampai sejauh ini kita masih mendapati ada banyak orang Kristen yang mengalami kesulitan untuk melepaskan pengampunan kepada orang lain (saya harap bukan Anda). Padahal dengan tegas Tuhan memerintahkan kita untuk mengampuni. Mengapa seringkali sulit mengampuni orang lain? Apa penyebabnya? Inilah penyebab seseorang sulit mengampuni:
1. Hati yang kurang menyadari dan bersyukur akan betapa besar anugerah pengampunan yang sudah diberikan Tuhan kepadanya (Mat. 18:28-30).
Jika kita menyadari betapa besarnya hutang dosa kita kepada Tuhan serta betapa besar anugerah pengampunan yang telah diberikannya kepada kita, maka kita akan dengan mudah melepaskan pengampunan kepada orang lain, mengingat betapa kecilnya hutang dosa orang lain kepada kita.
2. Konflik batin yang belum dituntaskan.
Coba kita bandingkan Yusuf dengan saudara-saudaranya. Saudara-saudaranya begitu benci terhadap Yusuf padahal jika kita telusuri tidak ada satu pun dosa atau kesalahan yang Yusuf lakukan yang sepadan dengan kebencian mereka.
Dan kita tahu bersama, akhirnya Yusuf menerima perlakuan yang sangat tidak sepadan dari mereka: Yusuf dibuang ke dalam sumur kering dengan tujuan untuk menyiksa dan membunuhnya pelan-pelan. Lalu akhirnya Yusuf dijual sebagai budak belian ke Mesir.
Kebencian yang mereka miliki sebetulnya tidak melulu berasal dari kesalahan yang Yusuf buat terhadap mereka, tetapi berasal dari konflik di dalam batin mereka sendiri yang cemburu kepada Yusuf. Itulah yang menyebabkan mereka sulit mengampuni dan mengasihi Yusuf sebagai saudara.
Sebaliknya, Yusuf yang sudah diperlakukan begitu jahat dan sadis oleh saudara-saudaranya, dengan mudah mengampuni dan tidak membalas dendam kepada mereka, walaupun Yusuf punya kuasa untuk melakukan apa saja terhadap mereka saat ia menjadi penguasa di Mesir. Yusuf pun tidak membalas perlakuan dari Potifar dan isterinya yang telah memfitnah dia dan menjebloskannya ke dalam penjara. Dengan mudah ia mengampuninya. Mengapa demikian? Karena Yusuf tidak memiliki konflik batin di dalam dirinya.
Konflik batin yang masih ada di dalam diri kita membuat kita sulit mengampuni orang lain. Karena itu konflik batin harus dituntaskan.
3. Self righteousness (merasa benar sendiri) yang terlalu tinggi.
Ciri-ciri kalau kita memiliki self righteousness yang terlalu tinggi:
“Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu” (Lukas 6:41-42).
a. Selalu membenarkan diri sendiri dan menyalahkan orang lain.
Orang ini punya kesadaran yang tinggi terhadap kesalahan orang lain. Dia bisa melihat dengan jelas kesalahan sekecil apa pun yang dilakukan oleh orang lain, tetapi dia tidak sadar akan kesalahan sebesar apa pun yang dilakukannya. Inilah yang membuat orang sulit mengampuni.
b. Selalu memandang orang lain dari sudut pandangnya sendiri (subyektif).
Orang ini tidak bisa memandang secara obyektif. Dia memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Bisakah anda bayangkan bagaimana seorang yang ada balok di depan matanya menilai orang lain? Meskipun kesalahan orang lain itu hanya selumbar, ia tetap akan melihatnya sebesar balok. Inilah yang membuat orang jadi sulit mengampuni.
c. Selalu menuntut orang lain dengan tuntutan yang berat, tetapi kurang menuntut dirinya sendiri.
Orang ini menaruh kuk yang berat dipundak orang lain sementara ia sendiri tidak memikulnya. Ia menuntut orang dengan standar yang setinggi-tingginya, tetapi menuntut dirinya sendiri dengan standar serendah-rendahnya. Inilah yang membuat orang jadi sulit mengampuni.
d. Lebih suka menghakimi dari pada mengampuni.
Jelas orang ini jadi lebih suka menghakimi orang dari pada mengampuninya. Ia selalu sibuk menghakimi orang dan lupa mengampuni. Padahal Tuhan justru melarang kita untuk menghakimi orang dan memerintahkan kita untuk mengampuni orang.
e. Sulit menerima nasehat orang lain karena itu sulit berubah.
Orang ini sulit menerima nasehat orang lain, karena merasa apa yang dilakukannya sudah benar. Itulah sebabnya orang yang seperti ini paling sulit mengalami perubahan. Dan juga paling sulit mengampuni.
f. Mau mencari pengakuan manusia (selalu ingin kelihatan baik).
Orang ini selalu mau kelihatan baik di depan orang. Ia selalu ingin dipandang baik dan terhormat. Itu sebabnya seringkali ‘minta maaf’ terlebih dahulu menjadi sesuatu yang tabu untuk dilakukan. Terkadang ia menganggap itu sebagai sebuah ‘aib’ bagi hidupnya. Inilah yang membuat orang jadi sulit mengampuni.
Kiranya kebenaran tentang penyebab seseorang sulit mengampuni ini dapat membuka mata rohani Anda dan membuat anugerah tercurah sehingga semua bisa kita tuntaskan dan tidak akan ada lagi hambatan untuk kita bisa mengampuni dengan mudah. Mengampuni bukanlah perkara sulit bagi kita!
Baca juga: Alasan Mengapa Kita Harus Mengampuni Orang yang Bersalah Kepada Kita.