I Korintus 2:13 Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.
I Korintus 15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Kemarin kita telah mempersekutukan bagaimana hal-hal rohani hanya dapat dijelaskan dengan perkataan rohani yang kita terima dalam roh. Agar kebenaran ini dapat ditangkap dengan seutuhnya, hari ini kita akan memperdalamnya dengan contoh-contoh dalam praktek pengalaman sehari-hari.
Katakanlah kita telah menerima pesan firman dari Tuhan dalam roh untuk disampaikan kepada orang lain. Pesan firman itu seperti mendesak dan membakar kita, hingga kita merasa seperti ada beban yang menindih selama pesan itu belum dilepaskan. Saat itu kita harus mencari dan menunggu dikaruniakannya perkataan roh oleh Roh Kudus dalam roh kita, sehingga mampu melepaskan pesan firman tersebut. Setelah melepaskannya, beban yang tadi menidih akan terlepas. Jika kita telah matang dan terlatih di dalam roh, maka “waktu penantian” untuk menerima perkataan roh itu tidak akan membutuhkan waktu yang lama. Hanya dalam hitungan menit atau detik, kita bisa menerima perkataan roh itu.
Contoh lain, Kita mengalami sebuah pengalaman rohani, namun tidak mengerti apa maksud dan tujuan pengalaman rohani itu diberikan. Sekali waktu ada orang Kristen lain yang lebih matang menyampaikan pesan firman, dan tiba-tiba kita memahami maksud pengalaman rohani yang kita alami saat itu. Apakah yang sesungguhnya terjadi? Tuhan masih belum mengajarkan perkataan-perkataan yang jelas dalam roh kita, dan kita pun tidak mengejarnya. Itu sebabnya Tuhan memakai orang Kristen lain untuk menyingkapkannya, sehingga kita menjadi jelas.
Perkara rohani harus dijelaskan dengan perkataan rohani (perkataan yang bersumber dari roh). Tujuan rohani harus dicapai dengan cara yang rohani pula. Daging tidak mungkin menggenapkan tujuan yang rohani. Semua jerih payah kita yang berhubungan dengan Tuhan, baru ada manfaatnya dan tidak akan sia-sia, jika dilakukan dalam persekutuan dengan Tuhan di dalam intuisi roh. Jika mengandalkan pikiran, kecerdasan, dan cara-cara kita sendiri untuk menggenapkan tujuan rohani, maka segala sesuatu yang kita lakukan itu, dalam pandangan Tuhan adalah mati.
Doa: Tuhan Yesus, tolong latih kami untuk selalu mencari dan menunggu perkataan yang dikaruniakan Roh Kudus dalam roh kami, sehingga kami tidak berbicara dengan perkataan alamiah kami. Amin!