I Korintus 3:1-2 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi (karnal), yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya.
Betapa jelasnya kesadaran rohani rasul Paulus. Ia mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya dari penerima suratnya, apakah mereka itu rohani atau duniawi, apakah mereka hidupnya diatur Roh Kudus atau masih terkendala oleh daging. Rasul tidak menganggap, karena apa yang dibicarakannya adalah perkara rohani, maka ia boleh membicarakan apa saja dengan leluasa, tanpa menghiraukan penerima suratnya bisa menyerap perkataannya itu atau tidak. Ia membicarakan perkara rohani kepada orang rohani. Ia tidak berbicara berdasarkan berapa banyak yang telah ia miliki, melainkan berdasarkan berapa banyak yang dapat diterima oleh pendengarnya. Di sini sama sekali tidak terkandung maksud untuk membanggakan pengetahuan rohaninya.
Kita melihat betapa rasul telah menerima perkataan-perkataan rohani yang harus dikatakan kepada jemaat di Korintus. Ia memiliki pengetahuan rohani dan perkataan rohani, karena itu ia tahu bagaimana menghadapi orang Kristen yang berbeda level rohaninya.
Sangat penting untuk kita mengerti apakah perkataan rohani itu, yaitu perkataan yang diajarkan oleh Roh Kudus dalam roh kita. Perkataan rohani bukanlah perkataan yang berisi perkara-perkara yang dalam dan rahasia tentang Roh Kudus, melainkan perkataan Roh Kudus yang diwahyukan dalam roh kita. Itu tidak harus tinggi dan dalam. Boleh jadi sangat biasa dan tidak ada keistimewaannya, namun karena perkataan-perkataan itu diterima dari Roh Kudus dalam intuisi, maka ia menjadi perkataan rohani. Bila dibicarakan dengan kekuatan roh, perkataan rohani akan memberikan manfaat rohani yang sangat besar bagi pendengarnya.
Doa: Tuhan Yesus, tolong kami untuk membicarakan perkara rohani berdasarkan perkataaan rohani yang Engkau wahyukan dalam intuisi roh kami, bukan berdasarkan pengetahuan rohani yang telah kami miliki, sehingga pembicaraan kami memberikan manfaat rohani bagi orang lain. Amin!
PERKATAAN ROHANI
DITERIMA SECARA INTUITIF
I Korintus 3:1-2 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi (karnal), yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya.
Betapa jelasnya kesadaran rohani rasul Paulus. Ia mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya dari penerima suratnya, apakah mereka itu rohani atau duniawi, apakah mereka hidupnya diatur Roh Kudus atau masih terkendala oleh daging. Rasul tidak menganggap, karena apa yang dibicarakannya adalah perkara rohani, maka ia boleh membicarakan apa saja dengan leluasa, tanpa menghiraukan penerima suratnya bisa menyerap perkataannya itu atau tidak. Ia membicarakan perkara rohani kepada orang rohani. Ia tidak berbicara berdasarkan berapa banyak yang telah ia miliki, melainkan berdasarkan berapa banyak yang dapat diterima oleh pendengarnya. Di sini sama sekali tidak terkandung maksud untuk membanggakan pengetahuan rohaninya.
Kita melihat betapa rasul telah menerima perkataan-perkataan rohani yang harus dikatakan kepada jemaat di Korintus. Ia memiliki pengetahuan rohani dan perkataan rohani, karena itu ia tahu bagaimana menghadapi orang Kristen yang berbeda level rohaninya.
Sangat penting untuk kita mengerti apakah perkataan rohani itu, yaitu perkataan yang diajarkan oleh Roh Kudus dalam roh kita. Perkataan rohani bukanlah perkataan yang berisi perkara-perkara yang dalam dan rahasia tentang Roh Kudus, melainkan perkataan Roh Kudus yang diwahyukan dalam roh kita. Itu tidak harus tinggi dan dalam. Boleh jadi sangat biasa dan tidak ada keistimewaannya, namun karena perkataan-perkataan itu diterima dari Roh Kudus dalam intuisi, maka ia menjadi perkataan rohani. Bila dibicarakan dengan kekuatan roh, perkataan rohani akan memberikan manfaat rohani yang sangat besar bagi pendengarnya.
Doa: Tuhan Yesus, tolong kami untuk membicarakan perkara rohani berdasarkan perkataaan rohani yang Engkau wahyukan dalam intuisi roh kami, bukan berdasarkan pengetahuan rohani yang telah kami miliki, sehingga pembicaraan kami memberikan manfaat rohani bagi orang lain. Amin!